Bankaltimtara

Keluh Kesah Pengendara yang Melintas Jalan Kubar-Mahulu: "Sakit-sakitan di Jalan"

Keluh Kesah Pengendara yang Melintas Jalan Kubar-Mahulu:

Akses jalan Kubar-Mahulu.-Humas Pemkab Mahulu).-

BACA JUGA: Wahai Pemprov Kaltim - Pemerintah Pusat, Jalan Poros Long Bagun Hingga Long Pahangai Makin Parah.

“Biasa kalau mobil dobel gardan tidak sangkut. Tapi kalau mobil travel biasanya sangkut. Karena banyak taksi menggunakan mobil innova, ada juga avanza, itu sakit-sakitan di jalan,” ujarnya.

Meskipun alat berat jenis excavator dan buldozer sering memperbaiki jalan tersebut. Namun maklum saja, memperbaiki jalan masih berupa tanah sama saja. Hari ini perbaik, besok rusak lagi, apalagi jika kondisi cuaca hujan.

Terlebih jalan tersebut juga sering dilintasi mobil truk berukuran besar. Hal itu juga disinyalir jadi penyebab utama cepatnya kerusakan jalan tersebut.

Melihat kondisi itu, masyarakat Mahulu yang sering melintasi jalan tersebut berharap agar pemerintah segera melakukan penanganan. Perlu ada komitmen yang kuat untuk menangani akses vital ini.

Penanganan yang dilakukan diharapkan tidak setengah-setengah, tapi perlu penanganan secara menyeluruh, sehingga pemerataan pembangunan betul-betul terwujud dan manfaatnya dirasakan masyarakat.

“Karena kalau hujan pasti selalu kesulitan,” kata pengendara lainnya.

Akses Antar Kecamatan Paling Parah
Selain akses vital antar kabupaten itu. Akses jalan antar wilayah kecamatan di Mahulu juga sangat memprihatinkan. Seperti dari Long Bagun menuju Long Pahangai hingga ke Long Apari. Akses ke wilayah paling hulu itu tidak pernah mulus.

Kondisi jalannya juga masih berupa tanah, sangat licin dan berlumpur. Kemudian, pada beberapa titik jalan ditemukan longsor, bahkan badan jalan nyaris putus total.

Yang paling memprihatinkan lagi, akses menuju Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari. Jalan menuju wilayah kecamatan itu sudah dua tahun putus total

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Dishub Mahulu Pasang Rambu dan Garis Polisi di Jalan Rawan Longsor.

Satu-satunya askes menuju kecamatan itu hanya bisa ditempuh menggunakan jalur Sungai Mahakam, dengan waktu tempuh sekitar 10 jam.

Kondisi tersebut menyebabkan warga di kecamatan Long Apari selalu kesulitan mendapatkan bahan kebutuhan pokok saat musim kemarau panjang. Sebab air sungai Mahakam surut, menyebabkan moda transportasi sungai tak bisa lagi melintas.

“Biasanya kalau musim kemarau warga di Long Apari teriak. Sebagai solusinya kami biasa mengantar bahan pokok sampai di Long Pakaq,” ujar Kepala Dinas PUPR Mahulu, Didik Subagya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: