Bankaltimtara

Mogok Kerja Guru di Kutai Barat Berakhir, Spanduk Diturunkan Usai TPP Diakomodir

Mogok Kerja Guru di Kutai Barat Berakhir, Spanduk Diturunkan Usai TPP Diakomodir

Guru di Kutai Barat menurunkan spanduk aksi mogok kerja setelah tuntutan TPP resmi diakomodir dalam APBD Perubahan 2025.-Eventius-Disway Kaltim

KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM Aksi mogok kerja ribuan guru di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) yang berlangsung selama tiga hari telah berakhir.

Kepastian ini muncul setelah DPRD dan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat secara resmi mengakomodir Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) guru ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2025.

Kabar itu langsung disambut gembira para guru. Spanduk-spanduk aksi yang selama ini terbentang di ratusan sekolah di seluruh Kubar diturunkan serentak pada Jumat (19/9/2025) malam.

Pemandangan ini menandai berakhirnya aksi mogok kerja yang sempat melumpuhkan kegiatan belajar mengajar di lebih dari 200 sekolah, mulai jenjang SD hingga SMP.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi mogok kerja guru, Theo Trinita menyampaikan bahwa keputusan bersama ini merupakan hasil perjuangan kolektif ribuan tenaga pendidik di Kutai Barat.

Ia menegaskan bahwa mogok kerja dilakukan bukan semata-mata untuk menentang pemerintah, melainkan sebagai cara memperjuangkan hak yang sudah lama dinantikan.

BACA JUGA:DPRD Kutai Barat Sahkan Perubahan APBD 2025, Proyeksi Pendapatan Ditetapkan Sebesar Rp4,91 Triliun

“Setelah tiga hari kami melakukan mogok kerja, akhirnya ada titik terang. TPP guru resmi diakomodir dalam APBD Perubahan 2025. Itu poin krusial yang selama ini menjadi tuntutan kami. Maka saya menghimbau kepada seluruh guru yang ikut mogok agar segera menurunkan spanduk di masing-masing sekolah,” ujar Theo kepada Nomorsatukaltim, Jumat 19 September 2025.

Aksi mogok kerja guru di Kubar dimulai sejak Rabu (17/9/2025). Ribuan guru dari berbagai kecamatan serentak menghentikan aktivitas mengajar.

Spanduk-spanduk berisi tuntutan dipasang di sekolah-sekolah, dengan kalimat tegas menyoroti keadilan TPP yang dinilai timpang dan belum mengakomodir tenaga pendidik secara layak.

Kondisi ini sontak menyita perhatian publik, terutama orang tua murid.

Banyak yang mengeluhkan terhentinya proses belajar-mengajar di tengah persiapan ujian sekolah.

Namun, dukungan terhadap para guru juga mengalir deras, baik dari kalangan masyarakat umum maupun tokoh daerah, yang menilai perjuangan guru adalah bagian penting dari peningkatan kualitas pendidikan di Kutai Barat.

BACA JUGA:Sejumlah Infrastruktur Rusak Akibat Pembangunan IKN, Basuki Hadimuljono Respon Keluh Kesah Bupati PPU

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: