Surplus Perdagangan RI Menguat, Pengamat Ingatkan Daya Beli Masyarakat Belum Sepenuhnya Aman
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa.-istimewa-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Di tengah klaim pemerintah terkait solidnya kinerja ekonomi nasional, pengamat ekonomi tetap mengingatkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia belum sepenuhnya berada dalam kondisi aman.
Sejumlah indikator makro memang menunjukkan tren positif, namun kondisi tersebut dinilai belum sepenuhnya mencerminkan kekuatan konsumsi rumah tangga secara merata.
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia masih berlanjut, meski laju ekspor dan impor mulai melambat.
Menurutnya, capaian ini menjadi sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga secara kuat dan berkesinambungan.
Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan pada periode Januari hingga November 2025 tercatat mencapai USD 38,7 miliar.
Angka ini meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di level USD 29,2 miliar, atau tumbuh sekitar 32,3 persen.
“Neraca perdagangan kumulatif itu naiknya sebesar 32,3 persen. Net impact dari perkembangan global ke kita malah membaik. Jadi global mendukung atau terus menopang recovery di ekonomi kita atau pertumbuhan ekonomi kita yang akan semakin cepat,” ujar Menkeu Purbaya kepada Disway.id, dikutip Minggu 21 Desember 2025.
Selain kinerja perdagangan, Purbaya juga menyoroti indikator domestik yang dinilai menunjukkan perbaikan daya beli masyarakat.
Ia menyebut konsumsi dan mobilitas masyarakat terus bergerak positif, seiring meningkatnya aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
BACA JUGA:Genjot Promosi Digital, Destinasi Wisata Berau Segera Hadir di Traveloka dan Tiket.com
Beberapa indikator yang menjadi perhatian pemerintah antara lain pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor yang masih terjaga, penjualan bahan bakar minyak (BBM) yang konsisten berada di zona ekspansif, serta konsumsi listrik yang relatif stabil dengan peningkatan pada sektor bisnis.
“Masyarakat sudah agak pulih daya belinya dan sudah belanja lebih tinggi dari yang sebelumnya. Jadi ekonomi kita sekitarnya kelihatannya sudah mulai ekspansi mungkin ke arah yang lebih cepat lagi ke depannya,” kata Purbaya.
Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya sejalan dengan analisis sejumlah ekonom.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

