SUP dan Silvofishery Jadi Pintu Masuk Pengembangan Ekowisata di Balikpapan
Wakil Ketua Umum Stand Up Paddle Indonesia, Akmal Malik-Salsa/ Nomorsatukaltim-
BACA JUGA: 28 Ribu Pekerja Hadapi Transisi RDMP Balikpapan, Pemkot Siapkan Tim Pantau
Ia mengungkapkan bahwa kawasan tersebut direncanakan menjadi lokasi wisata penanaman mangrove yang dapat diikuti pelajar, komunitas, hingga wisatawan dari luar daerah dan luar negeri.
"Kita siapkan area penanaman mangrove. Wisatawan nanti datang dengan perahu, menanam mangrove, dan belajar langsung soal ekosistem," sebutnya.
Akmal menyebut, tahap awal akan disiapkan lahan percontohan seluas 10 hektare untuk rehabilitasi mangrove.
Bibit mangrove akan didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan target awal sekitar 10 ribu bibit.
BACA JUGA: Menjelang Peresmian RDMP, Jalan Minyak Balikpapan Mulai Dirapikan
Dalam konteks tersebut, Akmal menegaskan peran SUP bukan semata olahraga kompetisi, melainkan sarana mobilisasi kegiatan edukasi dan lingkungan.
"Melalui stand up paddle, kita tidak hanya berolahraga, tapi juga menyelamatkan lingkungan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan, Ratih Kusuma menyatakan, pengembangan wisata berbasis silvofishery dan SUP sejalan dengan konsep pariwisata berkelanjutan yang didorong pemerintah.
Ia menekankan pengelolaan wisata hijau harus memperhatikan daya tarik, fasilitas pendukung, edukasi, serta aspek keselamatan.
BACA JUGA: IKN Tanamkan Kesadaran Konservasi Sejak Dini Lewat World Wildlife Conservation Day 2025
Untuk itu, pengawasan kawasan wisata dilakukan melalui kerja sama lintas instansi, termasuk aparat keamanan dan lembaga terkait.
"Pengelolaan lingkungan, edukasi, dan keselamatan menjadi satu kesatuan dalam pengembangan wisata berkelanjutan," pungkas Ratih.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

