BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Perempuan berinisial SR (25) asal Balikpapan Tengah, ditangkap pihak kepolisian atas dugaan keterlibatan dalam kasus pornografi dan promosi judi online.
Kanit Tipidter Polresta Balikpapan, Iptu Wirawan Trisnadi, menerangkan, SR dibekuk pada Jumat (6/9/2024) lalu sekitar pukul 18.00 Wita.
"Kami mendapatkan laporan terkait dugaan tindak pidana pornografi dan judi online yang beroperasi di sebuah apartemen di Balikpapan," ujar Iptu Wirawan, Jumat (27/9/2024).
Menyusul laporan tersebut, tim kepolisian segera bergerak ke lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dalam operasi tersebut, SR berhasil diamankan beserta sejumlah barang bukti.
BACA JUGA:LC di Balikpapan Jalani Sidang Gara-Gara Kasus Narkotika
BACA JUGA:Selisih Dua Hari, Dua Pengguna Sabu di Balikpapan Diciduk Polisi
"Barang bukti yang kami sita termasuk satu unit iPhone 12 biru, satu ponsel Vivo Y91, satu kartu ATM, tiga alat vibrator, dua bra, satu bando, dan satu ring light," jelas Iptu Wirawan.
SR diduga berperan sebagai host dalam siaran langsung yang mempromosikan judi online. Keuntungan yang dia dapat mencapai Rp 20 juta per bulan atau sekitar Rp2 juta per hari.
“Menurut pengakuannya, uang yang diperoleh dari aktivitas ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Kegiatan ilegal tersebut diduga sudah berlangsung sejak pertengahan tahun lalu. Modus yang digunakan, menurut Iptu Wirawan, adalah SR melakukan live streaming tanpa busana. Di mana penonton dapat mengirimkan "gift" atau hadiah, termasuk hadiah berupa vibrator.
BACA JUGA:Disporapar Dongkrak Pariwisata Kreatif Lewat Balikpapan Fest 2024
"Saat gift vibrator dikirim, alat tersebut akan bergetar. Ini bisa dioperasikan melalui Bluetooth atau secara online," urainya.
Selama sesi live streaming, layar ponsel tersangka juga menampilkan tautan yang mengarahkan penonton untuk bermain judi.
"Penonton bisa menonton aksi bugil SR sambil terlibat dalam permainan judi. Modus seperti ini mulai berkembang sejak tahun lalu dengan berbagai variasi," ungkapnya.
Saat ditanya mengenai jaringan internasional yang mungkin terlibat, Iptu Wirawan mengungkapkan bahwa penyelidikan menunjukkan bahwa host-host yang terlibat dalam aktivitas ini tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari negara-negara lain di kawasan ASEAN.