Bankaltimtara

Peduli Lingkungan, Pemkot Samarinda Benahi Kompleksitas Banjir dan Sedimentasi

Peduli Lingkungan, Pemkot Samarinda Benahi Kompleksitas Banjir dan Sedimentasi

Andi Harun, Wali Kota Samarinda (baju hitam) Terjun Langsung Bersih-bersih.-Topan-Disway Kaltim

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemerintah Kota Samarinda tak hanya menggelar seremonial. Baru-baru ini, di Jalan Tongkol, Wali Kota Andi Harun memimpin langsung aksi di lapangan.

“Gerakan Perahu Ketinting Pungut Sampah Sungai Karang Mumus dan Apel Bersama”. Ini adalah komitmen nyata di balik jargon.

Andi Harun menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas tahunan. "Ini bukan kegiatan seremonial Hari Lingkungan Sedunia saja. Sekali sebulan kita laksanakan pungut sampah di sungai,” tegasnya di lokasi. 

Lebih dari itu, aksi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengedukasi dan menarik partisipasi masyarakat. 

"Kita berharap bukan sekadar pungut sampah sebenarnya, tapi ini bagian dari cara kita mengajak masyarakat, mengedukasi masyarakat agar mau dan semakin hari semakin keterlibatannya itu besar.”

Wali Kota juga menitikberatkan pentingnya kesadaran lingkungan yang dimulai dari lingkup terkecil: rumah dan lingkungan sekitar. "Di lingkungan masing-masing setidak-tidaknya kita bisa bergotong-royong untuk lingkungan agar bersih, kemudian sedimentasinya bisa terangkat,” pesannya.

Ia menyebut, gotong royong sebagai kunci fundamental menjaga kebersihan dan mengurangi sedimentasi.

Menyikapi isu banjir yang kerap melanda Samarinda, Andi Harun tak menampik kompleksitas persoalan. Ia mengakui, banjir bukan cuma problem Samarinda. 

"Kalau soal banjir, ini banyak sekali variabelnya. Yang ramai itu kan cuma di Samarinda, daerah-daerah sekitar juga banjir, beberapa Kabupaten/Kota juga banjir,” ucapnya.

Menurut Andi, faktor penyebab banjir sangat beragam dan tak lepas dari kebijakan pengelolaan lingkungan di berbagai sektor. 

"Persoalan banjir itu banyak sekali variabelnya, diantaranya adalah kebijakan kita pada lingkungan, tambang, perkebunan, termasuk juga jika ada kegiatan pemerintah yang terkait dengan pengupasan lahan. Itu juga bagian dari kontribusi banjir,” imbuhnya.

Ia memberikan ilustrasi gamblang. Yakni, membersihkan parit di kota akan percuma jika aktivitas tambang atau pengupasan lahan di sekitar Samarinda terus-menerus mengirimkan sedimentasi. Ini menunjukkan, upaya di level kota bisa terhambat jika 'hulu' persoalan tak disentuh.

Wali Kota lantas mengajak semua pihak, termasuk mereka yang sering mengkritik, untuk melihat persoalan banjir secara lebih luas, khususnya menyangkut kebijakan lingkungan. 

"Dan alangkah baiknya yang yang selalu kritis terhadap soal banjir ya sebaiknya juga sekali-kali melihat lihat kebijakan. Kebijakan lingkungan. Supaya semua orang bisa terlibat membicarakan soal banjir,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait