Strategi Pembinaan Pemuda Perlu Menyesuaikan Karakteristik Setiap Daerah
Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Kaltim, Hasbar Mara. -(Topan Setiawan/Disway Kaltim)-

1 Banner Dispora Kaltim 2025-(Foto/ Istimewa)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Perbedaan karakteristik dan pola pikir setiap daerah membuat strategi pembinaan generasi muda akan berbeda. Program yang disusun mesti mengacu pada kearifan lokal masing-masing wilayah.
Analis Kebijakan Ahli Muda Dispora Kaltim, Hasbar Mara, menjelaskan bahwa setiap wilayah memiliki tantangan unik. Situasi sosial, ekonomi, dan budaya setempat membuat strategi pengembangan tidak bisa lagi dilakukan dengan pendekatan yang seragam.
"Di beberapa daerah, sangat sulit mendorong pemuda agar bisa setara dengan daerah lain. Salah satu penyebabnya adalah pola kehidupan mereka, di mana setelah tamat SMA, banyak yang langsung harus banting tulang untuk menghidupi keluarganya,” ujarnya saat ditemui di ruang kerja, Kamis (21/8/2025)
Hasbar mencontohkan daerah yang didominasi oleh industri pertambangan sebagai gambaran nyata. Di wilayah ini, banyak pemuda cenderung langsung terjun menjadi karyawan perusahaan setelah lulus SMA karena iming-iming gaji yang menggiurkan.
"Begitu lulus SMA, mereka cenderung langsung terjun menjadi karyawan perusahaan karena hasilnya menggiurkan. Jadi, untuk mengarahkan mereka agar mau mencoba atau mengembangkan diri di bidang lain, tantangannya cukup besar," jelasnya.
Meskipun pekerjaan di perusahaan tambang menjanjikan secara ekonomi, Hasbar menekankan bahwa pilihan ini seringkali mengabaikan dimensi pengembangan kepemudaan yang lebih luas.
Dispora Kaltim, lanjutnya, berupaya mendorong keterlibatan pemuda di berbagai bidang, seperti kewirausahaan, kepemimpinan, dan kegiatan sosial. Setiap program dirancang agar relevan dengan kondisi lokal.
Untuk memastikan keberhasilan, Dispora juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hasbar berharap pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi kepemudaan dapat bekerja sama untuk memberikan edukasi dan motivasi.
"Pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi kepemudaan diharapkan dapat memberikan edukasi serta motivasi agar pemuda tidak hanya terfokus pada peluang kerja cepat, tetapi juga membangun potensi diri di bidang yang berkelanjutan dan berdampak luas," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
