Bankaltimtara

DPRD Berau Minta Dinas Pendidikan Mendata Siswa dengan Perilaku “Gemulai” untuk Dibina Lebih Awal

DPRD Berau Minta Dinas Pendidikan Mendata Siswa dengan Perilaku “Gemulai” untuk Dibina Lebih Awal

Wakil Ketua DPRD Berau, Sumadi.-Maulidia Azwini -Disway Kaltim

BERAU, NOMORSATUKALTIM Wakil Ketua DPRD Berau, Sumadi, mendorong Dinas Pendidikan mengambil langkah lebih serius dalam melakukan pendataan dan pembinaan dini terhadap siswa yang dinilai memiliki perilaku mencurigakan atau berisiko.

Dorongan yang disampaikan politisi partai PKS itu dilatarbelakangi setelah menyebutkan kasus dugaan memahami seksual yang dilakukan oleh seorang tokoh berprestasi terhadap belasan anak dibawah umur yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Sumadi menyinggung langkah serupa yang pernah dilakukan pemerintah daerah lain, yakni penanganan khusus bagi siswa laki-laki yang dianggap “gemulai”.

Menurutnya, pendekatan berbasis pengenalan awal semacam itu patut dipertimbangkan oleh Dinas Pendidikan Berau sebagai upaya pencegahan dini.

BACA JUGA: Marak Praktik Penambangan di Kutai Barat, Pemkab Tegaskan Kewenangan Izin Ada di Provinsi

BACA JUGA: Dua Komisi di DPR RI Siap Kawal Aspirasi Masyarakat Kaltim soal Pemotongan DBH

“Dinas Pendidikan itu bisa menginventaris anak-anak yang imajinasinya ada “kelainan” supaya dibina lebih awal. Jadi jangan sampai kecolongan lagi,” kata Sumadi saat ditemui belum lama ini.

Sumani menjelaskan bahwa pelatihan sejak dini menjadi upaya penting untuk dilakukan, mengingat tindakan pelanggaran dapat muncul ketika perilaku merupakan seorang anak yang tidak terpantau dengan baik. 

Ia menekankan bahwa faktor kesempatan dan lemahnya kontrol dari lingkungan sekitar sering kali membuka ruang untuk terjadinya perbuatan yang menyimpang.

“Kalau orang melakukan tindakan yang tidak benar, itu kan ada kesempatan, ada waktunya, dan tidak dikendalikan oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Sumadi menegaskan bahwa antisipasi hanya dapat berjalan apabila sekolah mampu mengenali siswa yang memerlukan perhatian khusus.

BACA JUGA: Empat Tahun Berjalan, Polisi Ungkap Modus dan Persebaran Korban Kasus Asusila oleh Figur Berprestasi Berau

Dengan demikian, pelatihan dapat dilakukan lebih awal sebelum risiko berkembang lebih jauh.

Selain inventarisasi siswa, Sumadi juga meminta lembaga atau setiap organisasi yang bersinggungan langsung dengan aktivitas anak untuk lebih rutin mengadakan pelatihan dengan membawa materi yang mencakup norma agama, bahaya perilaku menyimpang, hingga penyuluhan terkait etika pergaulan bagi anak-anak.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait