Perkebunan Jadi Pilihan Selamatkan Ekonomi Kaltim

Perkebunan Jadi Pilihan Selamatkan Ekonomi   Kaltim

Ketergantungan akut Kalimantan Timur dari sektor pertambangan dan migas sangat besar. Celakanya, harga komoditi ini sangat bergantung dengan luar negeri. Selama beberapa tahun belakangan, terutama semenjak harga kedua komoditi ini anjlok, mulai ada upaya melepas secara perlahan ketergantungan itu. Sejumlah sektor dilirik, terutama pariwisata dan perkebunan.   

Sektor pariwisata sebenarnya menjadi harapan meningkatkan perekonomian. Namun wabah corona mulai membuyarkan target pendapatan negara dari sektor ini. Maka perkebunan menjadi pilihan yang rasional bagi Kalimantan Timur. Sektor ini dapat menjadi aktor utama dalam transformasi ekonomi Kaltim berbasis renewable resource atau sumber daya alam terbarukan. Sekaligus juru selamat ekonomi saat ini.

Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim terus melakukan pengembangan sektor ini. Baik dari sisi hulu maupun hilirnya. Dari sisi hulu, misalnya, pemerintah berupaya meningkatkan luas dan kualitas lahan. Menggelontorkan lebih banyak bibit unggul, dan menyediakan pupuk berkualitas.

Di sektor hilir, ada kebijakan yang mendorong diversifikasi produk menjadi barang olahan. Kepala Disbun Kaltim, Ujang Rachmad menyebut komoditas tanaman perkebunan di Bumi Etam masih didominasi kelapa sawit.

Dari total 1.389.845 hektare luasan lahan perkebunan, kelapa sawit mendominasi sebesar 88,36 persen. Atau seluas 1.228.138 hektare. Namun pemerintah menyebut juga mengembangkan komoditas tanaman perkebunan nonsawit.

"Contohnya karet, kelapa, lada, kakao dan aren. Itu komoditas unggulan nonsawit yang sedang kita kembangkan. Baik dari segi luasan dan produktivitas," katanya, Ahad (21/6).

Saat ini lahan perkebunan karet di Kaltim baru terealisasi 118.638 hektare dengan produksi 52.817 ton. Kelapa memiliki luasan lahan sebesar 21.152 hektare dengan produksi 11.013 ton. Lada memiliki luasan lahan perkebunan sebesar 8.921 hektare dengan produksi 5.799 ton. Lahan perkebunan kakao seluas 7.328 hektare dengan kapasitas produksi sebanyak 2.513 ton biji kering. Dan aren memiliki luasan lahan 1.220 hektare dengan produksi 465 ton. Sektor perkebunan memiliki serapan tenaga kerja sebanyak 320.277 orang.

Sementara untuk sebaran masing - masing komoditas, Ujang menyebut sentra khusus untuk tanaman karet berada di Kutai Barat (Kubar) dan Kutai Kertanegara (Kukar). Kakao di Kutai Timur (Kutim) dan Berau. Kelapa dan lada di Kukar dan Berau. Dan aren di Kutim. Walaupun secara umum komoditas tersebut juga tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kaltim. 

Selain lima komoditi tersebut, kata Ujang, pihaknya juga berusaha untuk mengembangkan tanaman pala yang saat ini banyak dibudidayakan di daerah Biduk-Biduk, Kabupaten Berau. Ia menyebut, potensi pasar tanaman ini cukup tinggi untuk kebutuhan industri dalam dan luar negeri.

Disbun juga memiliki program prioritas untuk komoditas perkebunan. Di antaranya peningkatan produksi perkebunan, program pembinaan dan pengawasan usaha perkebunan, dan peningkatan mutu dan pemasaran hasil perkebunan. Serta mitigasi emisi gas rumah kaca.

Kayu Lapis Banjir Pesanan

Sementara itu komoditas kayu lapis asal Kalimantan Timur semakin diminati berbagai negara. Negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab (UEA), dan Oman menjadi konsumen kayu lapis terbesar.

Kepala Balai Karantina Pertanian Balikpapan Abdul Rahman menjelaskan dengan kayu lapis saat ini menjadi sektor andalan ekspor. Tercatat sampai Sabtu (20/6) sebanyak 2.362.369 meter kubik dengan nilai Rp 17 miliar telah dikirimkan ke negara tersebut.

“Kami telah menerbitkan 6 phytosanitary certificate (sertifikat kelayakan) yang akan dikirim ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dan Oman,” katanya. Sertifikat itu dikeluarkan setelah pemeriksaan dengan target serangga kumbang tepung di gudang plywood Kabupaten Penajam Paser Utara, rampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: