Pemkot Balikpapan Usulkan Program Pemulihan Ekonomi

Pemkot Balikpapan Usulkan Program Pemulihan Ekonomi

Dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 perlu dilakukan pemulihan bertahap. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyampaikan beberapa program untuk pemulihan ekonomi. (Fey/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Program pemulihan ekonomi diajukan Pemerintah Kota Balikpapan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2020.  Mengingat dampak virus COVID-19 terhadap ekonomi daerah. Usulan program itu seperti bantuan permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah, dana bergulir dan penambahan balai latihan kerja (BLK). “Misal bantuan permodalan bagi UMKM melalui bank Kaltimtara, kemudian dana bergulir, beasiswa, penambahan BLK. Secara keseluruhan program tersebut diusulkan melalui APBD provinsi karena saya lihat tadi pada musrenbang provinsi belum ada pemulihan ekonomi,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi usai Video Cenference Musrenbang Kaltim, Selasa (28/4). Rizal menjelaskan, pemulihan ekonomi tersebut langsung diusulkan ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Karena dampak ekonomi yang dirasakan dinilai perlu dilakukan pemulihan ekonomi secara bertahap. “Kabupaten/kota yang mengusulkan. Pada musrenbang masih dibuka kesempatan usulan baru tentang pemulihan ekonomi. Tadi kami juga minta ke gubernur ada program pemulihan ekonomi termasuk yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan,” tuturnya. Dalam rencana kerja Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Mendagri, tambahnya, bahwa dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) 2021 tercantum pemulihan ekonomi dampak COVID-19. “Bappenas Mendagri dalam RKPD pada rencana pembangunan 2021 ada pemulihan ekonomi. Karena habis dampak COVID-19. Itu yang ingin dimasukkan,” ujar Rizal Effendi. Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang terdampak pandemi di Balikpapan mencapai 6.421 orang. Jumlah itu terdiri dari 987 terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan 5.434 harus dirumahkan. Dari jumlah tenaga kerja yang terkena PHK dan dirumahkan berasal dari sektor perhotelan, restoran, perdagangan, pertanian dan kecantikan. Selain itu, UMKM juga salah satu sektor yang juga terdampak cukup besar dari pandemi tersebut. Bank Indonesia (BI) merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi lebih rendah dibandingkan perkiraan semula. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 diproyeksi menjadi 2,3 persen. Angka itu menurun dari perkiraan bulan sebelumnya sebesar 4,2-4,6 persen. Revisi perkiraan ini ada karena melihat adanya pengaruh jangka pendek pemulihan ekonomi dunia pasca terjadinya Corona Virus Disease 2019. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: