Soal Banjir Balikpapan, Yusuf Mustafa Sebut Pemkot akan Bangun Bozem di Atas Lahan 10 Hektare
Anggota Komisi I DPRD Kaltim, Yusuf Mustafa-Nizar Gilang/Nomorsatukaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur, Yusuf Mustafa menyebut Pemerintah Kota Balikpapan telah berupaya maksimal dalam menangani persoalan banjir yang kerap melanda kota tersebut.
Salah satu langkah konkret yang sedang dirancang adalah pembangunan bozem atau kolam retensi seluas kurang lebih 10 hektare.
Pembangunan bozem ini nantinya akan difungsikan sebagai tampungan sementara air hujan, untuk kemudian dialirkan secara bertahap ke sistem drainase utama saat debit air mulai menurun.
Menurut Yusuf, langkah ini merupakan tindak lanjut dari berbagai upaya sebelumnya seperti pelebaran parit di kawasan Jalan MT Haryono, yang dinilai masih belum cukup untuk menampung debit air saat hujan lebat disertai pasang laut.
BACA JUGA: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Lebat di Balikpapan hingga Banjir di Banyak Titik
BACA JUGA: Setelah Banjir 10 Jam, Wali Kota Balikpapan Stop Izin Perumahan Baru
“Makanya sekarang mengarah kepada bozem. Kurang lebih 10 hektare dalam rangka untuk menanggung banjir,” ungkap Yusuf.
Dengan daya tampung yang besar, bozem diharapkan dapat mengurangi risiko genangan di titik-titik rawan banjir, khususnya saat terjadi cuaca ekstrem dan pasang air laut secara bersamaan.
Ia menjelaskan, bahwa banjir yang terjadi baru-baru ini memang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi disertai pasang air laut, sehingga saluran pembuangan menjadi tidak efektif.
“Balikpapan kemarin memang banjir. Hanya saja karena hujannya sangat besar dan air laut pasang, sehingga ketemu,” ujarnya.
BACA JUGA: Banjir Genangi Jalan MT Haryono Balikpapan, Warga Masih Menanti Solusi Permanen
BACA JUGA: Pemkot Balikpapan Ngebut Uruk Bendali Ampal Hulu Demi Atasi Ancaman Banjir
Anggota DPRD Kaltim Dapil Balikpapan tersebut juga menyoroti pentingnya edukasi kepada pengembang perumahan di Kalimantan Timur.
Ia menilai pembangunan perumahan harus memperhatikan aspek drainase dan tata kelola lingkungan agar tidak memperparah kondisi banjir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

