Bankaltimtara

Dinkes Berau Lakukan Monitoring dan Evaluasi Program Gizi KIA untuk Menekan Angka Stunting

Dinkes Berau Lakukan Monitoring dan Evaluasi Program Gizi KIA untuk Menekan Angka Stunting

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie-Rizal/Nomorsatukaltim-


Banner Diskominfo Berau 2025--

BERAU, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya menekan angka stunting.

Salah satu yang dilakukan Dinkes yakni mengadakan monitoring dan evaluasi program gizi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta sosialisasi petunjuk teknis (Juknis) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Tahun 2025.

Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie mengatakan, bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi dan mengetahui apa saja hambatan dan permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas, terutama tim gizi kesehatan ibu dan anak di puskesmas.

"Kegiatan ini diikuti oleh petugas inti. Jadi memang kita bicara dari sisi ranahnya puskesmas," kata Lamlay, Sabtu (14/6/2025).

BACA JUGA: Pemkab Berau Alokasikan Anggaran Rp178 Miliar untuk Percepatan Penanganan Stunting

Diketahui, berdasarkan survei kesehatan Indonesia tahun 2023, angka balita stunting di Kabupaten Berau mencapai 23,0 persen. Oleh karena itu angka anak terkena stunting di Berau masih cukup tinggi.

Lamlay menyebut, kegiatan ini merupakan intervensi terkait penurunan stunting. Sehingga, nantinya ada beberapa hal yang menjadi agenda bersama untuk dibawa ke tingkat kabupaten.

"Karena kalau intervensi penurunan stunting itu banyak sisi yang melibatkan beberapa OPD. Kami bicara dari sisi klimisi, tim kesehatan, tapi kalau pendekatannya kita libatkan semua pihak," ujarnya.

Menurutnya, salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah melalui pangan yang dikonsumsi balita dan ibu hamil yang sangat menentukan tumbuh kembang balita yang sedang dikandung.

BACA JUGA: Kutim Buktikan Stunting Bisa Dikendalikan, Turun 8,4 Persen dalam Setahun

"Saya pun mendorong para kader Posyandu, sebagai layanan kesehatan bagi ibu dan balita untuk dapat melaksanakan program PMT berbahan pangan lokal, selain tetap terus mengupayakan optimalnya angka kunjungan, pengukuran, dan penyuluhan, serta bekerja sama dengan tenaga kesehatan," tuturnya.

Selain itu, peran Posyandu sangat penting dalam memberikan layanan kesehatan masyarakat di tingkat dasar, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas, khususnya kemampuan dasar.

Hal itu agar dapat melaksanakan tugas dan layanan secara profesional berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: