Lestarikan Kuda Lumping, Lurah Maluhu Sebut Ada Bantuan Rp200 Juta untuk Paguyuban

Lestarikan Kuda Lumping, Lurah Maluhu Sebut Ada Bantuan Rp200 Juta untuk Paguyuban

Pentas seni tradisional Kuda Lumping di Kelurahan Maluhu, Kukar, masih dilestarikan dan menjadi hiburan warga. -Ari Rachiem.-nomorsatukaltim.com


Banner Diskominfo Kukar 2025--

KUKAR, NOMORSATUKALTIM - Kesenian tradisional Jawa tetap lestari di Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara. Salah satu seni budaya yang masih bertahan adalah kuda lumping, yang dikenal juga sebagai jaran kepang atau jathilan.

Pemerintah setempat terus berupaya menjaga kelangsungan budaya ini dengan menyalurkan bantuan bagi paguyuban kesenian di wilayah tersebut.

Kuda lumping merupakan tarian yang menggambarkan prajurit menunggang kuda dengan diiringi musik gamelan. Kesenian ini memiliki nilai spiritual dan sering dikaitkan dengan unsur magis.

Di Maluhu, mayoritas penduduk berasal dari suku Jawa, sehingga tradisi ini memiliki akar kuat dalam kehidupan masyarakat setempat.

"Seni dan budaya di Maluhu ini kami sangat antusias dan merawat dengan baik," ujar Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro di Kantornya, Kamis 20 Maret 2025.

Untuk memastikan kesenian ini tetap hidup dan berkembang, Pemerintah Kelurahan Maluhu menyalurkan bantuan dalam bentuk anggaran kepada berbagai paguyuban seni.

Dana tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pembelian alat musik gamelan, pakaian penari, hingga peralatan pendukung lainnya. Bantuan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pertunjukan serta menarik lebih banyak generasi muda untuk ikut melestarikan budaya ini.

Dukungan pemerintah ini berperan penting dalam menjaga eksistensi kesenian Jawa di Maluhu. Beberapa paguyuban yang telah menerima manfaat dari bantuan ini di antaranya Paguyuban Rukun Jaya, Reog Karyo Singo Yudho, dan Campur Sari Suling Gading.

Pada 2024 lalu, bantuan telah disalurkan kepada Paguyuban Rukun Jaya dan Paguyuban Reog Karyo Singo Yudho. Tahun ini, giliran Paguyuban Karyotoronggosito dan Paguyuban Campur Sari Suling Gading yang mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Tahun ini kami bantu Paguyuban Karyotoronggosito dan Paguyuban Campur Sari Suling Gading, masing-masing Rp200 juta. Dan itu wujud keberadaan pemerintah kepada seni budaya yang ada di Kelurahan Maluhu," pungkasnya.

Selain bantuan materiil, pemerintah juga mendukung keberlangsungan kesenian ini melalui berbagai kegiatan kebudayaan. Festival seni dan budaya sering digelar sebagai wadah bagi para seniman untuk menampilkan bakat mereka.

Acara semacam ini juga menjadi ajang bagi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai budaya leluhur mereka.

Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan seni budaya ini sangat penting. Paguyuban seni di Maluhu terus berupaya merekrut generasi muda agar kesenian ini tetap hidup.

Para sesepuh seni juga berperan dalam memberikan pelatihan dan membimbing para penari muda agar menguasai gerakan serta filosofi di balik tarian kuda lumping.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, kesenian kuda lumping di Maluhu diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin berkembang di masa mendatang.

Pemerintah dan masyarakat memiliki peran bersama dalam menjaga warisan budaya ini agar tetap menjadi bagian dari identitas daerah dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: