Persiapan Makan Bergizi Gratis di Samarinda, Disdikbud Tunggu Juknis
Kepala Disdikbud Samarinda Asli Nuryadin. -mayang/disway-
Ia juga menambahkan, program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan asupan gizi siswa, tetapi juga melindungi mereka dari makanan berbahaya seperti yang mengandung zat kimia. Namun tetap saja pihaknya juga berharap ada dukungan dari para orangtua siswa dari rumah.
“Misalnya, jika di sekolah makan sayur bening, di rumah bisa ditambah dengan lauk bergizi lainnya,” bebernya.
Ia menambahkan, jadwal makan siang bergizi akan diatur agar tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah.
Asli juga menekankan pentingnya kesiapan dapur umum dan perangkat pendukung lainnya sebagai prioritas utama.
Dapur umum harus memenuhi standar, seperti kapasitas maksimal 3000 porsi dan jarak maksimal 3-4 kilometer dari sekolah. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas makanan tetap segar.
"Makanan yang disajikan harus dipastikan fresh. Makanan tidak boleh lebih dari 3-4 jam sejak diolah hingga sampai ke siswa," terang Asli.
BACA JUGA:Sembilan Dapur Sehat Layani Program MBG di Samarinda
Terkait koordinasi lapangan, Asli berharap ada komunikasi yang baik antara pemerintah provinsi, kabupaten dan kota. Koordinasi ini dinilai berperan penting dalam kelancaran program sebesar ini, terutama terkait pembagian anggaran. Pasalnya, mengingat kemampuan anggaran setiap daerah berbeda.
Dalam program nasional, anggaran yang dialokasikan sebesar Rp10 ribu per anak per hari. Namun, simulasi di Kaltim menunjukkan kebutuhan anggaran yang lebih besar, yakni Rp17 ribu per anak per hari.
Idealnya kata Asli, satu siswa dianggarkan Rp 15 ribu per porsi. Tapi lagi-lagi juknisnya masih ditunggu. Asli juga menegaskan bahwa program MBG ini menyasar ke seluruh anak didik yang ada di Samarinda.
Disdikbud telah mendata, dan dipastikan tidak akan membedakan kategori siswa. Meskipun data siswa telah disiapkan secara keseluruhan, Asli bilang, tidak menutup kemungkinan adanya prioritas.
"Bisa saja ada prioritas," imbuhnya. Semisalnya, siswa tidak mampu. Meski pun hingga saat ini pihaknya belum menerima instruksi pemilahan.
Asli mengungkapkan, Pada peluncuran perdana, program MBG ini nantinya akan dimulai di dua titik dapur umum yang mampu melayani sekitar 6.000 siswa. Langkah ini diharapkan menjadi model awal yang akan dievaluasi sebelum program diperluas ke seluruh kota.
"Masih proses, untuk lokasi kita buka 2 Dapur Sehat. Semua masih dikoordinasikan lahan teknis dan lain-lainnya, akan sesuai juknis secara bertahap,"papar Asli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: