Balikpapan Darurat Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, UPTD PPA Catat 208 Kasus Terjadi Sejak Januari 2024

Kepala UPTD PPA Balikpapan, Esti Santi Pratiwi (kanan) dan Psikolog Patria Rahmawati (kiri), saat memberikan paparan dalam diskusi publik AJI, Selasa (10/12/2024). (Disway/ Chandra)--
BACA JUGA : Ketua KPK Sebut LHKPN Pejabat Masih Amburadul, Ada Fortuner Dilaporkan Hanya Rp6 Juta
Meski demikian, ia tidak menampik kemungkinan bahwa angka kasus yang tinggi juga menunjukkan kondisi kekerasan yang sebenarnya di Balikpapan.
“Biasanya, kekerasan seperti fenomena gunung es; yang terlihat di permukaan hanya sebagian kecil dari yang sebenarnya terjadi,” tambahnya.
Disisi lain, Esti menegaskan dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim dan bertambahnya jumlah pendatang, hal tersebut tidak menjadi faktor meningkatnya kasus kekerasan yang ada di Balikpapan.
Esti mengatakan bahwa mayoritas pelaku tetap berasal dari lingkungan terdekat korban dan bukan dari pendatang.
“Pendatang hanya menyumbang persentase kecil, biasanya terkait kasus seperti Open BO atau transaksi lainnya. Kekerasan dari pendatang lebih sering terjadi dalam konteks relasi kuasa atau intimidasi,” jelasnya.
BACA JUGA : Coach Justin Sebut Shin Tae-yong 'Kepala Batu' usai Laga Timnas Indonesia vs Myanmar, Kenapa?
Sebagai langkah untuk meningkatkan transparansi, UPTD PPA Balikpapan secara rutin mempublikasikan data kasus di akun Instagram resmi mereka.
Data ini mencakup jumlah kasus, jenis kekerasan, hingga penyebarannya per wilayah, tanpa mengungkap identitas korban.
“Data ini kami buka untuk mempermudah masyarakat dan instansi terkait. Namun, privasi korban tetap kami jaga,” tandas Esti.
Pada kesempatan yang sama, Psikolog Balikpapan, Patria Rahmawati, menambahkan bahwa pelecehan seksual sering terjadi di kalangan orang-orang terdekat atau mereka yang mengetahui bahwa korbannya memiliki perasaan insecure dan tidak berani melawan.
Lebih lanjut, Patria menguraikan beberapa faktor yang mendorong pelaku melakukan pelecehan seksual.
BACA JUGA : Pegawai Bapenda Kutim Ditangkap Kejaksaan, Diduga Manipulasi Pajak untuk Keuntungan Pribadi
"Biasanya pelaku itu memiliki kewenangan atau relasi kuasa yang memudahkan mereka melakukan intimidasi. Atau, mereka memiliki peluang untuk melakukan pelecehan tersebut," ujarnya.
Dia juga menekankan bahwa pelaku pelecehan sering kali tampil dengan performa yang bersih dan baik, serta bersikap sopan dan religius, yang menambah kompleksitas kasus tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: