Kasus Keracunan Massal di Sebulu Ulu, Warga Tuntut Bawa ke Ranah Hukum

Kasus Keracunan Massal di Sebulu Ulu, Warga Tuntut Bawa ke Ranah Hukum

Rapat mediasi kasus keracunan di Sebulu Ulu.-ari/disway-

KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Warga Sebulu yang terdampak keracunan massal beberapa waktu lalu membawa persoalan ini ke ranah hokum. Tak cuma itu, mereka juga meminta santunan dari pemerintah.

Seperti diketahui, insiden keracunan massal terjadi saat kegiatan keagamaan pada Sabtu 14 September 2024 lalu. Kejadian ini menyebabkan 255 warga dilarikan ke Puskesmas Sebulu dan RSUD AM Parikesit Kukar.

Warga yang kesal menyampaikan tuntutan ini di Gedung BPD Desa Sebulu Ulu, Kecamatan Sebulu, pada Selasa 8 Oktober 2024 pukul 09.30 Wita.

Mediasi ini melibatkan masyarakat Desa Sebulu Ulu yang terdampak keracunan, serta pihak panitia pelaksana Peringatan hari besar keagamaan di Masjid Raudhatul Jannah, Desa Sebulu Ulu. Kedua belah pihak sepakat mencari jalan tengah.

BACA JUGA:Hasil Uji Lab Ungkap Kontaminasi Salmonella jadi Penyebab Keracunan Massal di Sebulu

BACA JUGA:Mayoritas Pasien yang Dirawat Akibat Keracunan Massal di Sebulu Telah Pulih

Menurut Camat Sebulu, Edy Fahruddin, sebagian masyarakat korban keracunan menuntut kasus ini diproses secara hokum.

Sementara yang lain meminta bentuk perhatian dari pemerintah serta pertanggungjawaban dari panitia. Terutama pihak yang bertugas sebagai tukang masak. Para korban juga berharap adanya permintaan maaf langsung dari panitia penyelenggara.

Dalam pertemuan tersebut, Pemkab Kukar menjanjikan bantuan berupa santunan kepada para korban. Namun terkait anggaran, perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan instansi terkait.

"Kami akan berupaya memberikan perhatian, namun mengenai anggaran, ini harus dibahas bersama dengan pemerintah daerah," ungkap Edy, Selasa 8 Oktober 2024.

BACA JUGA:2 Korban Keracunan Massal di Sebulu Meninggal Dunia

BACA JUGA:Korban Keracunan Massal di Sebulu Alami Kejang Hingga Dehidrasi

Kepala Puskesmas Sebulu I, Abdullah Ramli,juga turut hadir. Ia menjelaskan berdasarkan hasil uji laboratorium, bakteri salmonella ditemukan dalam makanan yang dikonsumsi warga.

Bakteri ini berasal dari telur dan bumbu merah yang digunakan dalam masakan yang disajikan dalam acara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: