Indonesia Belum Kunjung Swasembada Pangan, Jokowi Beri Penjelasan

Indonesia Belum Kunjung Swasembada Pangan, Jokowi Beri Penjelasan

Presiden Joko Widodo meninjau program bantuan pompa air untuk petani di Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada Jumat (5/7/2024).-(Foto/BPMI Setpres)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Target Indonesia swasembada pangan yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014 silam, hingga kini masih abu-abu.

Dalam pernyataan terbaru, Jokowi menyatakan bahwa upaya menuju swasembada pangan adalah proses panjang yang dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama perubahan iklim yang tidak menentu. 

"Ini proses panjang ya swasembada pangan itu. Tidak hanya, kadang sudah baik, turun lagi karena iklim yang enggak menentu," kata Presiden saat mengunjungi Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Dikutip dari siaran pers, Sabtu (6/7/2024).

BACA JUGA: Andi Harun Pastikan Teras Samarinda Rampung di Akhir Juli 2024

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa perubahan iklim merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas pangan di semua negara, termasuk Indonesia. 

Fenomena iklim seperti El Nino dan La Nina dapat berdampak signifikan terhadap hasil produksi pertanian

"Saya kira iklim sangat mempengaruhi produktivitas di semua negara dan dalam dua tahun ini negara-negara yang biasanya produksinya berlebih itu pun juga mengalami penurunan yang tajam," ujar Presiden.

Menurut Jokowi, iklim yang tidak menentu dapat membuat produksi pertanian fluktuatif. 

BACA JUGA: Dorong Peningkatan SDM melalui Pelatihan, Bupati Paser Serahkan Bantuan Alat Kerja

Pemerintah mengklaim, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan pada tahun 2017, 2019, dan 2020, namun pencapaian tersebut tidak bertahan lama karena faktor iklim.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui berbagai program. 

Salah satunya adalah program pompanisasi, yaitu pemberian bantuan pompa air untuk pengairan sawah dan pertanian. 

Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dengan memungkinkan petani untuk melakukan penanaman lebih dari sekali dalam setahun.

BACA JUGA: Kondisi Ruas Jalan Kubar-Mahulu Sangat Buruk, Kinerja BBPJN Terkesan Lambat dan Main-main

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: