Cegah Praktik Bullying di Sekolah, Picu Bunuh Diri dan Kekerasan Korbannya

Cegah Praktik Bullying di Sekolah, Picu Bunuh Diri dan Kekerasan Korbannya

Ketua Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (PHP2KA) DP3A Kukar, Marhaini.-(ist)-dp3a kukar


--

Kukar, NOMORSATUKALTIM – Praktik bullying di sekolah menjadi sorotan utama dari Ketua Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (PHP2KA) DP3A Kukar, Marhaini. 

Menurutnya, bullying dapat berpotensi memicu bunuh diri dan kekerasan bagi korban.

“Ini memerlukan perhatian khusus, karena dampak bullying sangat memengaruhi korban,” katanya, Rabu (29/11/2023).

Marhaini juga menghubungkan bullying dengan stunting, meski ia lebih fokus pada bidangnya. Karena biasanya anak dengan stunting bisa saja mendapat kekerasan dari sesamanya.

Karena itu, PHP2KA berupaya mencegah terjadinya bullying di sekolah.

“Tindakan bullying dari hal-hal kecil dapat memiliki dampak besar, terutama ketika dilakukan oleh mereka yang merasa lebih kuat dan menindas yang lebih lemah,” ungkapnya.

Selain bullying, Marhaini juga menyebutkan bahwa ada sekitar 130 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang Januari hingga Oktober 2023. 

Kasus-kasus tersebut melibatkan berbagai kelompok umur dan gender.

“Sekarang yang marak itu kekerasan terhadap seksual, untuk sekarang sekitar 130 kasus dari Januari-Oktober, mencakup kekerasan terhadap anak perempuan, anak laki-laki, dan terhadap perempuan,” paparnya.

Untuk menangani kasus-kasus tersebut, PHP2KA DP3A Kukar bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti polisi, puskesmas, dan lembaga swadaya masyarakat. 

PHP2KA DP3A Kukar juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan memenuhi hak-hak perempuan dan anak di Kukar. (*/adv/dp3akukar_23)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: