Siapa Itu Brigade Al Qassam yang Menjadi Momok Menakutkan Bagi Israel?
Brigade Al Qassam.-X@CitiznYC-
nomorsatukaltim – Pasukan sayap bersejata Hamas, Brigade al Qassam merupakan sosok yang menakutkan, sekaligus merepotkan bagi Israel. Sejak berhasil menembus pertahanan Israel, Brigade al Qassam disebut bisa tewaskan 1.400 jiwa dan menawan 200 orang.
Penyerbuan Brigade Al Qassam pada 7 Oktober tersebut membuat murka Israel dan untuk menumpasnya tentara Israel langsung melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza.
Bahkan Israel berjanji untuk menghabisi seluruh sayap kelompok perlawanan Palestina, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.
Dalam usahanya untuk menumpas Brigade Al Qassam, Israel telah menewaskan lebih dari 6.500 warga Palestina dalam pemboman tanpa pandang bulu.
Hamas sendiri didirikan oleh Syekh Ahmed Yasin dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantisi sebagai cabang Ikhwanul Muslimin Mesir pada tahun 1987.
Asosiasi ini bertahan hingga tahun 2017 ketika Hamas mengindikasikan mengakhiri hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin. Hamas sendiri adalah singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam yang artinya semangat.
Dalam perjuangannya Hamas lebih menyukai perlawanan bersenjata untuk membebaskan Palestina dan menentang Perjanjian Oslo tahun 1993 serta mengatakan Israel menggunakan perjanjian tersebut untuk memperluas pemukiman ilegal di wilayah yang diduduki pada tahun 1967.
Pada tahun 2006, kelompok tersebut memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilu di Gaza. Mereka menang, namun peralihan kekuasaan tidak berjalan damai, karena Fatah – partai yang mendominasi Otoritas Palestina (PA) mencoba mengusir mereka dari Jalur Gaza.
Israel memberlakukan blokade darat, laut dan udara di daerah tersebut setelah Hamas mengambil alih kekuasaan. Bahkan Israel memutuskan apa dan siapa yang masuk serta keluar dari Jalur Gaza sehingga menjadikannya sebuah penjara terbuka. Ismail Haniyeh, yang memiliki hubungan dekat dengan pendiri Hamas Yasin, memimpin sayap politik Hamas saat ini.
Menurut survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina pada bulan Maret, sebagian besar warga Palestina akan memilih Haniyeh dibandingkan Presiden PA saat ini Mahmoud Abbas atau partai Fatah yang dipimpinnya.
Kegiatan kesejahteraan sosial Hamas yang berkelanjutan, termasuk distribusi makanan selama Ramadhan dan pembangunan sekolah, telah memperkuat dukungannya.
Brigade Al Qassam sendiri didikan oleh Hamas pada tahun 1992 untuk memusatkan dan menyusun aksi militer yang dilakukan para pejuangnya terhadap Israel pada tahun 1980an dan 1990an.
Nama Brigade Al Qassam terinspirasi dari pejuang Suriah, Ezzedine al-Al Qassam, yang berjuang melawan pendudukan Inggris setelah ia diusir ke Palestina.
Tindakan Brigade Al Qassam terhadap Israel telah membantu Hamas mendapatkan popularitas di kalangan sebagian besar warga Palestina.
PA menjadi tidak populer karena gagal menghentikan pemukiman ilegal dan melanjutkan koordinasi keamanan dengan Israel.
Kelompok ini semakin terpinggirkan dengan bangkitnya politik ekstrim sayap kanan Israel.
Brigade Al Qassam saat ini memiliki 20.000 hingga 25.000 anggota, meskipun jumlah ini masih diperdebatkan.
Dalam perjuangannya Brigade Al Qassam telah kehilangan ribuan pejuang dalam serangan Israel dan sumber dayanya telah habis dalam serangan udara Israel.
Penarikan Israel dari Gaza pada tahun 2005 memberi Hamas kesempatan untuk membangun kembali sayap militernya.
Dukungan finansial, yang diduga berasal dari Iran, sehingga memungkinkan kelompok bersenjata tersebut mengembangkan kemampuan militer yang canggih.
Brigade Al Qassam memperoleh senjata mereka melalui penyelundupan yang diduga mendapatkan dukungan militer dari Iran serta membuat beberapa senjata sendiri.
Mereka cenderung mengandalkan serangan roket dan baru-baru ini menambahkan drone ke gudang senjata mereka. Brigade Al Qassam dan kelompok bersenjata Palestina lainnya meluncurkan lebih dari 4.400 roket dalam konfrontasi dengan Israel pada tahun 2021.
Dalam 11 hari pertempuran, setidaknya 260 warga Palestina tewas dalam serangan Israel.
Tidak hanya itu, Brigade Al Qassam juga memiliki keahlian dalam menggunakan alat peledak improvisasi (IED) dan peluncur roket, rudal antitank dan mortar.
Pasukan Brigade Al Qassam sangat bergantung pada strategi dan kemampuan siluman, dengan infrastruktur terowongan yang luas yang memungkinkan mereka bergerak tanpa terdeteksi.
Alasan Brigade Al Qassam Lakukan Serangan 7 Oktober
7 Oktober menjadi mimpi buruk bagi Israel karena Brigade Al Qassam hanya dalam serangan kilat mampu menmbus pertahanan hingga Tel Aviv. Hamas mengatakan serangannya merupakan respons terhadap pelanggaran Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah berhasil menangkap cukup banyak tawanan untuk melakukan tawar-menawar pembebasan tahanan Palestina yang mendekam di penjara-penjara Israel.
“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Deif yang merupakan Komandan Militer Brigade Al Qassam.
secara terbuka meminta para pendukungnya dan negara-negara Muslim untuk bergabung dalam perjuangan bersenjata.
Selain Brigade Al Qassam Palestina juga mempunyai pasukan lain di Gaza dan yang paling utama adalah Brigade Saraya al-Quds dari Jihad Islam Palestina.
Pasukan ini dibentuk pada tahun 1992 dan al-Quds telah mengaku bertanggung jawab atas setidaknya 23 serangan roket.
Popular Front for the Liberation of Palestine atau Front Pembebasan Palestina yang dikenal dengan PLO juga memiliki kehadiran militer aktif di Gaza melalui Brigade Abu Ali Mustafa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: