Alami Tekanan Psikis, Tujuh Tapol Papua Tidak Difasilitasi Beribadah
Samarinda, DiswayKaltim.com – Tujuh tahanan politik Papua di Polda Kaltim alami tekanan psikis. Selain jauh dari keluarga, tujuh tapol tidak difasilitasi untuk beribadah. Kondisi ini disayangkan kuasa hukum mereka, Fathul Huda Wiyashadi.
“Menurut pengakuan para tahanan, mereka tidak dapat beribadah sesuai agama mereka,” sebut Fathul.
Alasannya, sarana ibadah tidak disediakan. Termasuk pula rohaniawan. Sebab mayoritas tapol bergama Katolik dan Protestan. Padahal menurut dia, ibadah merupakan terapi bagi para tapol. Demi mengurangi stres selama masa tahanan.
Tujuh tahanan tersebut sudah mendekam di jeruji selama 40 hari. Pasca kerusuhan di Papua Agustus lalu. Interaksi dengan keluarga pun dibatasi. Hanya melalui kuasa hukum. Fathul menambahkan, pihak keluarga ingin ketujuhnya pulang. Namun tidak diberikan izin.
Alasannya untuk melindungi kepentingam umum yang lebih besar. Ia mengapresiasi langkah preventif tersebut. Tapi tidak pula mengesampingkan sisi kemanusiaan dan psikis.
“Mengingat klien kami memiliki keluarga yang ingin bertemu dan berinteraksi dengan mereka, namun terkendala jarak antara Jayapura dan Balikpapan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” sebutnya.
Ia pun berharap, Polda bisa memulangkan ketujuh kliennya. Untuk menjalani proses di Papua. Sehingga selama masa tahanan masih bisa dikunjungi oleh keluarga.
“Kalau untuk makan dijamin, tapi untuk kebutuhan psikis kurang difasilitasi. Jadi mereka alami tekanan psikis,” tutup Fathul. (boy/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: