Atap Lapak Pasar Babulu Hilang Disapu Angin, Relokasi Pedagang Tertunda Lagi

Atap Lapak Pasar Babulu Hilang Disapu Angin, Relokasi Pedagang Tertunda Lagi

PPU, nomorsatukaltim.com - Akibat faktor cuaca, proses relokasi pedagang Pasar Baru Babulu tertunda lagi. Hujan disertai angin kencang membuat atap seng 18 rusak. Padahal progres pembangunannya sudah mencapai 90 persen. Terhitung sudah tiga kali jadwal pemindahan sekira 500 pedagang itu diundur. Karena mesti menunggu pembangunan petak jualan selesai sepenuhnya. Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) PPU, Sukadi Kuncoro menjelaskan peristiwa rusaknya atap lapak itu terjadi di awal Desember lalu. Sementara jadwal pemindahan seharusnya pada pekan ketiga Desember ini. Baca juga: Jalan Lingkar Pasar Babulu Masih Tanah "Tadinya mau dilakukan usai gelaran pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak atau pada 21 Desember kemarin. Namun perlu perbaikan atap lapak tambahan yang rusak akibat diterjang angin itu dulu," ujarnya, Kamis (23/12/2021) kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Menurut Kuncoro, dengan kondisi atap yang rusak tidak memungkinan untuk dilakukan relokasi. Pasalnya, proses pemindahan ratusan pedagang pasar akan dilakukan secara serentak. Baik pedagang yang ada di dalam gedung maupun di luar pasar. Untuk diketahui pasar baru yang tepatnya terletak di desa Babulu Darat ini rampung dibangun pada 2019. Dengan sumber anggaran pembantuan Kementerian Perdagangan senilai Rp 3,7 miliar. Selain menertibkan pedagang, pasar induk Babulu juga diproyeksikan berkontribusi menaikan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi. Namun pasar berkonsep semi modern dengan gedung ini hanya menyediakan sekira 200 lapak saja. Jadi masih ada kekurangan sekira 300 lapak. Oleh karena itu, perlu dibangun lapak tambahan non-permanen di areal luar gedung pasar. Ini penyebab pertama kali relokasi tertunda. Dalam perjalanannya, penundaan kedua disebabkan proses pembangunan lapak tambahan yang terlambat. Juga ada tambahan pembangunan jalan lingkar pasar. Selain itu ada faktor nonteknis, penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) September lalu juga menjadi alasan. Adapun ratusan lapak tambahan itu dibangun atas swadaya masyarakat. Yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Babulu Darat. Ukurannya ada dua macam, yakni 3x3 meter persegi dengan biaya Rp 5 juta dan ukuran 4x3 meter persegi biaya Rp 6,6 juta. Karena swadaya, biaya pembangunan kios darurat tersebut ditanggung masing-masing pedagang. Pedagang membayar separuh dan selebihnya dicicil ke Bumdes. Begitupun dalam hal perbaikan kali ini. Jika sesuai jadwal, diperkirakan proses relokasi dilakukan di awal 2022. “Kita mundurkan ke Januari sembari menunggu proses perbaikan selesai. Karena proses itu kita sepakati tidak dilakukan secara bertahap. Kan posisi pedagang sudah kita undi beberapa waktu lalu,” terang Kuncoro. Lebih lanjut, selain untuk meningkatkan PAD, pemindahan ratusan pedagang pasar Babulu Lama ke Pasar Induk sebagai upaya penataan sekaligus mengakomodir lokasi jualan para pedagang. Pasar Induk Babulu yang lama, sudah lama tak cukup mengakomodir jumlah pedagang. Akibatnya, pasar kerap tumpah ke jalan nasional. Tak berhenti di situ. Ada pembangunan kelanjutan dari pasar ini. Masuk tahap ketiga yang akan dilaksanakan pada 2022. Anggaran lanjutan pembangunan ini sebesar Rp 6 miliar. Bersumber dari tugas pembantuan (TP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI. Kuncoro mengatakan usulan bantuan anggaran itu akhirnya disetujui oleh Kemendag. Saat ini pihaknya tinggal menunggu daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dari pusat. Adapun anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan pembangunan lapak sekira 200 kios. “Tahun depan akan dilanjutkan pembangunan Pasar Babulu. Karena usulan bantuan anggarannya sudah disetujui oleh Kementerian Perdagangan,” katanya. Sebenarnya, lanjutan pembangunan Pasar Babulu tahap ketiga sebenarnya telah diakomodir di tahun anggaran 2021. Namun, pemerintah daerah tidak melelang proyek tersebut lantaran DIPA dari Kemendag belum turun. Sehingga pembangunan tahap ketiga tahun ini ditunda dan akan dilanjutkan tahun depan. “Sebenarnya sudah kami siapkan dokumen lelang di tahun ini, tetapi DIPA-nya belum dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan,” sebut Kuncoro. Sejatinya usulan pembangunan ini dibuat untuk mengakomodir pedagang yang tak masuk dalam pasar itu. Meskipun kini pedagang itu sudah terakomodir, tidak menutup kemungkinan ke depan pedagang pasar ini akan semakin bertambah. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: