Bijak Ilhamdani: Dorong Pengembangan Pariwisata PPU Lewat Parlemen
PPU, nomorsatukaltim.com - Calon ibu kota negara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) baru punya potensi pariwisata yang cukup besar. Dari wisata bahari, sampai wisata minat khusus. Seperti jelajah alam, atau jelajah peradaban. Apalagi, baru-baru ini para arkeolog menemukan adanya jejak kehidupan purba di Sepaku. Masa depan cerah pariwisata PPU.
Banyaknya potensi pariwisata PPU, menurut Muhammad Bijak Ilhamdani, harus mulai digarap. “Maka dari itu, perlu rumusan yang sesuai dengan kearifan lokal, supaya sumber daya itu menjadi pendapatan daerah,” kata legislator termuda PPU. "Banyak hal yang bisa menjadi keuntungan untuk daerah dari sisi wisata. Alam dan budaya di PPU ini kaya," ungkap anak kandung dari Wakil Bupati PPU Hamdam Pongrewa ini, Senin, (7/6). Politisi Demokrat ini mengapresiasi kerja-kerja Pemkab PPU, khusus Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggali dan mengembangkan kepariwisataan. Mulai upaya membangun berbagai fasilitas hingga melakukan promosi lewat berbagai jalur. Termasuk dalam pemilihan duta dan putri wisata baru-baru ini. "Peran anak muda untuk melakukan promosi di era saat ini sudah sangat baik. Karena mereka itu punya cara yang efektif, melalui media sosial salah satunya," ucap ayah satu anak ini. Sebagai pasar terbesar pariwisata, tak salah jika program turisme menitikberatkan pada kebutuhan dan keinginan generasi muda. Misalnya, pengembangan lokasi wisata yang Instagramable. Tempat yang menyediakan lokasi berfoto, supaya para wisatawan membagikannya di media sosial. Karena itulah, Sekretaris Komisi III ini banyak berdiskusi dan menyerap aspirasi para milenial. “Dari mereka, kita tahu apa yang sedang tren, apa yang diinginkan, dan seperti apa wisata yang disukai,” ujar kelahiran Maret 1996 ini Menurutnya, sektor kepariwisataan di Benuo Taka memiliki potensi luar biasa. Sebagai milenial, tentu Bijak memahami benar perbedaan kebiasaan masyarakat saat ini. Dunia digital tentu punya peranan penting saat ini. Bukan tanpa kekurangan. Dalam memajukan pariwisata PPU masih memiliki kendala. Yaitu tak memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda). Ini menjadi hal yang sudah ditunggu-tunggu. Pasalnya, urusan pembangunan kepariwisataan terhambat. Karena tak ada acuan pasti soal regulasi. Mulai dari penetapan kawasan wisata, konservasi dan sebagainya. "Saya juga berkomitmen untuk mengajukan soal Rippda ini, karena ini menjadi pegangan," sebutnya. Adapun Rippda ini telah diusulkan sejak 2018 lalu. Namun hingga kini tak dapat terealisasi. Raperda terkait Rippda sejatinya telah diajukan kembali untuk dibahas di 2021. Tapi belum dipastikan masuk skala prioritas DPRD PPU. Selain itu belum masuk pula ke Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda). Ia mengakui, tak adanya Rippda ini menjadi ganjalan pengembangan pariwisata PPU. Meski begitu, tahun ini ia memastikan itu masuk skala prioritas. Karena menurutnya arah pembangunan daerah mulai tahun ini akan lebih dekat dengan pembentukan industri pariwisata. Dimana itu membutuhkan master plan kepariwisataan, yaitu Rippda tadi. "Nanti kita akan jadwalkan pertemuan dengan dinas terkait. Untuk mengkaji bagian mana saja yang mesti dilindungi," urainya. Lebih lanjut, selain mengetuai organisasi sayap partai, Bintang Muda Indonesia (BMI) Kaltim, ia juga menjadi dewan penasihat di komunitas Jamrut Diving Community. Komunitas diving. Di luar itu, tak jarang ia juga membuka ruang diskusi kepariwisataan. Dengan komunitas-komunitas kepemudaan. Tak aktif di dunia wisata. "Karena mereka punya ide-ide, cara-cara inovatif untuk memajukan wisata yang ada di sini," tutupnya. (*) Pewarta: Nur Robby Sai'anCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: