Strategi Membangkitkan Minat dan Jiwa Berwirausaha

OLEH: ANTHONIUS DHINAR H.W & AGUSTINUS SETYAWAN
Sense atau merasa merujuk pada sesuatu yang berada dalam hati dan jiwa seseorang. Terhadap suatu keadaan/kondisi. Berupa pengalaman menyenangkan, tidak menyenangkan, membuat sedih, atau lain sebagainya. Hal ini terjadi dan dialami oleh semua manusia. Karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Yang paling sempurna. Sebab memiliki perasaan, hati nurani dan akal budi. Untuk bertindak, berbuat, merespons sesuatu, dan lain sebagainya. Baik dalam pekerjaan dan usaha yang dilakukan manusia tersebut, seperti seorang yang bekerja di bidang pendidikan, bidang kreatif, bidang kesehatan, bidang IT dan bisnis, pastilah memiliki “sense”. Perasaan yang selalu diasah setiap hari. Melalui proses demi proses. Dapat membentuk mental dan jati diri seseorang. Untuk siap bersaing dan berkolaborasi di dunia kerja.
Dalam bidang bisnis dan bidang kreatif, contohnya seorang wirausahawan atau dalam bahasa Inggris sering kita dengar dengan kata “entrepreneur”. Yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalam operasinya, serta memasarkannya (Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia). Beberapa ahli menyatakan, “entrepreneur” adalah kemampuan yang dimiliki dan dilakukan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain (Peter F Drucker, 1959), dan penerapan kreativitas dan inovasi. Untuk memecahkan permasalahan. Dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari (Thomas W. Zimmerer, 2008).
Faktor kreativitas dan inovasi perlu diasah sejak awal. Karena kedua hal ini akan menjadikan seseorang mempunyai nilai tambah dibandingkan yang lain. Nilai tambah inilah yang akan membuat seseorang mempunyai “personal branding” (merek pribadi). Yang berbeda satu pribadi dengan pribadi yang lain. Seorang entrepreneur akan semakin berkualitas. Tidak hanya diukur dari produk fisik yang dihasilkan. Tetapi juga ditentukan oleh kualitas diri. Yang mempunyai nilai lebih dibandingkan yang lain. Kreatif dan inovatif yang dapat dihidupkan terus-menerus akan menjadikan seseorang tampak berbeda dengan yang lain dan menjadikan seseorang mempunyai ciri khas tertentu.
Salah satu hal yang menjadikan seseorang kreatif dan inovatif ini menambah nilai lebih. Karena akan menyebabkan ia selalu berpikir tentang hal-hal yang belum dipikirkan orang lain. Dan selalu dapat melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh orang lain. Maka dampaknya adalah ia acap dapat menghasilkan hal-hal yang unik. Dengan ciri khas tertentu. Yang tidak dapat ditiru oleh orang lain. Maka untuk menjaga supaya proses kreatif dan inovatif ini selalu terasah, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah berpikir dan bertindak di luar kebiasaan. Yang dilakukan oleh orang lain. Dan berdampak positif.
Kreativitas wirausaha tersebut akan muncul apabila melihat sesuatu yang telah dianggap lama. Tetap memiliki nilai benda walaupun kecil. Mencoba memainkan perasaan dan logikanya. Untuk berpikir menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dengan cara-cara baru yang menghasilkan bentuk baru ataupun metode-metode yang baru. Dari proses melihat, merasa dan berpikir dengan memainkan logika, wirausahawan itu mencoba berselancar dalam imajinasi dirinya. Untuk menciptakan bentuk atau metode yang baru terhadap benda yang dilihatnya.
Secara garis besar berikut penulis merangkum definisi wirausaha dari beberapa tokoh dunia. Entrepreneur adalah suatu jiwa atau gairah (soul) dalam setiap diri manusia. Untuk menciptakan sesuatu yang baru. Berbeda dari yang lain. Karena melihat adanya peluang-peluang. Dan bisa menjalankan dan mengatur jalan dari usahanya tersebut.
Jiwa, gairah, kepandaian atau bakat itu tidak serta-merta muncul begitu saja. Banyak faktor pendorong yang menjadi pengungkit. Sehingga semangat, gairah, kepandaian atau bakat itu muncul. Karena itu, seseorang bisa menciptakan ide-ide yang luar biasa. Ide yang tidak terpikirkan oleh orang bisa dibuat dan dijalankan. Tetapi dengan apa yang ada dalam dirinya, ide tersebut dapat terealisasikan dengan baik. Hal-hal unik dalam diri kita harus diasah sejak dini. Tanpa berhenti karena faktor usia.
Setiap orang memiliki peluang yang sama besar. Untuk bisa menjadi pelaku usaha. Namun sayangnya, tidak semua orang berani mengasah jiwa atau gairah, bakat dan minat mereka serta keluar dari zona nyaman mereka. Terdapat faktor penghambat dan faktor pendorong seseorang. Untuk berani merealisasikan bakat dan minatnya. Penghanmbatnya, rasa takut dan ketidakpercayaan diri. Untuk keluar dari zona nyaman.
Sedangkan faktor pendorong yang menjadi pengungkit dalam memunculkan jiwa kewirausahaan adalah hal unik dan ide-ide kebaruan. Antara lain niat, tekad dan keyakinan untuk memulai, kecepatan melihat peluang, fokus dan konsisten dalam berwirausaha, selalu brainstorming atau mempelajari kisah sukses orang lain. Seperti pengusaha sukses. Dalam prosesnya, ia menyiapkan modal untuk mulai mewujudkan ide tersebut, dan memaksakan diri untuk melakukannya sekarang juga.
Proses untuk berani mengasah bakat, minat dan keluar dari zona nyaman tidaklah mudah. Perlu perjuangan yang ekstra dan pengorbanan yang besar. Perasaan dan jiwa kewirausahaan yang selalu diasah setiap hari pada diri seseorang melalui proses demi proses dapat membentuk kreativitas yang berbeda antara satu orang dengan yang lain.
Dalam dunia pendidikan, seorang mahasiswa dapat mengasah jiwa kewirausahaan, bakat dan minat mereka. Dengan mengikuti banyak kegiatan di kampus. Baik kegiatan dalam kampus maupun di luar kampus. Kampus dianggap sebagai suatu lembaga pendidikan yang menjadi tempat strategis. Untuk menumbuh-kembangkan bakat kewirausahaan dalam diri mahasiswa.
Karakteristik wirausaha merupakan bagian dari pendidikan kecakapan hidup (life skills). Di mana menjadi interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. Sehingga mereka dapat hidup mandiri sebagai wirausahawan.
Kegiatan-kegiatan dalam kampus yang sangat mendukung pembentukan diri dan jiwa kewirausahaan antara lain dengan mengikuti dan menjadi anggota di pelbagai lembaga-lembaga kampus. Seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM); menjadi anggota paduan suara; menjadi anggota Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM); menjadi anggota dari proyek-proyek dosen; melaksanakan kegiatan Kuliah Praktek Industri (KPI), dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk kegiatan di luar kampus antara lain kegiatan keagamaan, kegiatan di lingkungan tempat tinggal, menjadi atlet daerah dan lain sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: