Mufakat Kanjeng Sinuhun (4): Kebakaran di Desa Titik Jauh
Wow..Jangan-jangan ini lokasi proyek pengembangan lahan pertanian itu” –Henry mulai menduga-duga. Ya, ia pernah bersama beberapa Kaum Hermes blusukan mengelilingi kawasan itu. Setelah mendapat informasi bahwa lahan yang akan dipergunakan sebagai kawasan pertanian berada di daerah Titik Jauh. Tapi ketika itu, tidak ketemu. Papan informasi itu terhalang rimbunnya pepohonan.
Ia mulai bertanya-tanya kepada warga sekitar. Menguatkan dugaannya itu. Ternyata lokasi tersebut memang sengaja dibakar untuk membuka lahan pertanian. Hanya saja kebablasan. Tanpa disadari api jadi tak terkendali.
“Siapa yang menyuruh pembukaan lahan ini?” tanya Henry kepada Darwis, warga sekitar. Kebetulan Darwis pun ikut berkontribusi dalam pembukaan lahan itu. “Ini atas perintah Bidang Pertanian Pemangku Kota,” jawab Darwis.
Kini jelas sudah. Di sinilah lokasi tersebut. Di Desa Titik Jauh. Tapi kenapa pula lokasi itu tidak diakui oleh Sesepuh Bidang Pertanian. Hmmmm…
Berdasarkan informasi warga pula. Sinuhun Ucok sering bolak-balik ke kawasan ini. Mungkin untuk kebutuhan peninjauan lokasi. Bahkan, beberapa kali kerap ribut dengan warga pemilik tanah. “Mungkin harganya tidak cocok,” kata Darwis.
Darwis adalah warga sekitar yang sehari-hari bekerja di kebun sahang. Bukan miliknya. Ia hanya buruh di kebun milik orang lain. Lokasinya dekat dengan lokasi perluasan lahan pertanian tersebut. Tepatnya berada di seberang jalan. Rumahnya juga di sekitar situ. Tak sampai 1.000 langkah dari kebun sahang yang ia garap.
“Coba tanya Pak Pariaman, beliau lebih tahu,” ujar Darwis menunjuk ke arah jalan.
Pria berpakaian batik dan berpeci hitam terlihat baru saja menstandarkan sepeda motornya. Di samping mobil pemadam kebakaran yang tengah merapikan peralatan. Api tampaknya sudah bisa dijinakkan.
Henry pun segera menghampiri. Memperkenalkan diri dan menyalami. Pariaman adalah kepala Desa Titik Jauh. Sudah tiga tahun menempati posisi itu. Ia juga memiliki kebun sahang yang cukup luas. Warisan keluarga. Ayah Pariaman, Sukijo, salah satu tokoh Desa Titik Jauh. Ia adalah perintis. Membabat alas ketika desa itu masih berupa hutan belantara.
Dari penuturan Pariaman itulah disebut-sebut nama Sinuhun Ucok. Pariaman membenarkan pernyataan Darwis. Ucok sering mendatangi para pemilik lahan. Kadang datang berombongan. Bersama sekolompok pemuda berwajah garang. Bahkan Pariaman pun ikut diminta untuk membujuk warga. Menjual tanahnya demi kepentingan pemerintah.
Dulunya, ada lima pemilik lahan. Dari luas 1.000 hektare itu. Namun yang paling besar milik H Tiwo. Sekitar 50 persen dari luasan tanah itu. Sebagian lagi dibagi 4 pemilik lainnya.
Pariaman juga menyebut sosok seorang perempuan. Yang juga kerap datang mengunjungi H Tiwo. Rupanya, H Tiwo yang diminta mengkoordinir proses jual beli lahan dari warga ke Pemangku Kota Ulin. Namun, Pariaman juga menyebut sosok perempuan paruh baya itu.
“Siapa ya namanya.., aduh lupa eh,” katanya.
Perannya berbanding terbalik dengan Sinuhun Ucok. Jika Ucok kerap datang dengan menakut-nakuti, sosok perempuan keibuan itu justru sebaliknya. Ia merayu para pemilik tanah itu dengan cara halus. Ada yang menggebrak, tapi ada juga yang merangkul. Lalu, siapa sosok perempuan misterius itu?. BERSAMBUNG- Baca besok: Perempuan Misterius. (ived-18)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: