Pondok Pesantren Bisa Bentuk Holding Bisnis

Pondok Pesantren Bisa Bentuk Holding Bisnis

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pondok pesantren memiliki potensi kemandirian ekonomi yang terbuka. Hal ini menarik minat Bank Indonesia (BI). Untuk terus mendorong membangun kemandirian ekonomi. Mendorong pengembangan bisnis dari tiap-tiap unit usaha pesantren.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono mengungkapkan, salah satu upayanya adalah kerja sama memperkuat kegiatan ekonomi unggulan. "Yang sudah jalan ada Ponpes Harun Nafsi yang punya unggulan memproduksi sayuran hidroponik. Di mana pasarnya semakin besar," kata Tutuk SH Cahyono, Senin (2/11). Kemudian Ponpes Ibadurahman tengah meningkatkan budi daya ikan tawar. Dan Ponpes Hidayatullah dengan tanaman cabai. Yang permintaan pasarnya kini cukup besar. Tutuk menyebut, di Kaltim pondok pesantren yang berkhidmat di bidang pengembangan ekonomi tidak banyak dan skalanya relatif kecil. "Jadi harus diperkuat dulu kegiatan ekonominya," ujarnya. Kepala Kantor Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan hal senada. Ekonomi ponpes memiliki potensi besar untuk dikembangkan. “Pengembangan ekonomi dilakukan dalam kerangka ekonomi dan keuangan syariah. Yakni, melalui penguatan unit usaha yang dimiliki oleh ponpes,” katanya. Secara garis besar, kata Bimo, ada tiga hal yang bisa menjadi fokus pengembangan. Pertama, pengembangan berbagai unit usaha berpotensi yang memanfaatkan kerja sama antarpesantren. Kedua, mendorong terjalinnya kerja sama bisnis antar pesantren melalui penyediaan virtual market produk usaha pesantren sekaligus business matching. Ketiga, pengembangan holding pesantren dan penyusunan standardisasi laporan keuangan untuk pesantren. Meski jumlah santri pondok pesantren tidak banyak seperti di Pulau Jawa. Tetapi potensi ekonomi ponpes di Kaltim sangat besar. “Dan pastinya mampu menopang ekonomi secara mandiri," ucap Pemerhati Ekonomi Syariah, Bambang Iswanto. Menurut Bambang, ponpes bisa mengembangkan bisnis ekonomi yang menjadi unggulan di daerah. Misalnya, mengembangkan pertanian dan produk lainnya. Bambang sependapat soal pesantren membentuk holding bisnis. Sehingga bisa dilakukan secara berjamaah. Tujuannya tak lain untuk membangun kekuatan. "Misal di sana punya potensi apa yang bisa digarap. Industri apa yang dikembangkan, saling menyatu, tidak tumbuh sendiri. Ini mulai dirintis," sebutnya. Kemandirian ekonomi, tambah Bambang, sejak lama telah dibangun oleh pondok pesantren. "Mereka sejak awal berdiri sudah mandiri secara ekonomi. Kemandirian lebih kuat ekonominya, bahkan memberikan kontribusi dan ini yang dituju untuk pesantren. Dan hal ini sudah dirintis pesantren," kata dia lagi. Bambang mengatakan, yang perlu ditingkatkan adalah strategi dan memperkuat pemasaran produk. Dalam hal ini, disebutkannya, Bank Indonesia juga telah mendorong ponpes untuk mengembangkan potensi unggulan yang ada di daerah. "Harapannya ada pendampingan dalam meningkatkan pemasaran dan lainnya ada. Langkah ini juga telah dilakukan oleh BI," ujarnya. Sementara soal pembiayaan untuk meningkatkan bisnis usaha, harus dilengkapi badan hukum. Dan ini menjadi pekerjaan rumah apabila diperlukan permodalan. Tak kalah penting bekal skill dalam memanajemen usaha ekonomi yang dijalankan. (fey/eny)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: