Kenaikan Harga Minyak Mentah Tertinggi Sejak Maret

Kenaikan Harga Minyak Mentah Tertinggi Sejak Maret

Para nelayan mencari ikan di sekitar area kerja PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM). (ANTARA)

New York, nomorsatukaltim.com - Harga minyak mentah berjangka Brent bertengger di level tertinggi sejak awal Maret pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal ini didorong harapan Amerika Serikat (AS) membuat kemajuan pada paket stimulus baru ekonomi serta menahan penyebaran virus corona.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik 28 sen atau 0,6 persen. Ditutup pada 44,43 dolar AS per barel. Penutupan tertinggi sejak 6 Maret.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 69 sen atau 1,7 persen. Menetap di 41,70 dolar AS per barel. Penyelesaian tertinggi sejak 21 Juli.

Pada pagi hari kemarin, baik Brent maupun WTI diperdagangkan pada level tertinggi sejak awal Maret. Pergerakan harga itu terjadi menjelang rilis laporan industri pada Selasa (4/8) malam dari American Petroleum Institute (API). Yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS pekan lalu.

“Harga minyak berubah positif. Karena harapan stimulus dan setelah putaran positif data ekonomi menunjukkan pemulihan manufaktur berlanjut pada Juni,” Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Negosiasi antara Demokrat di kongres dan Gedung Putih pada putaran baru bantuan virus corona telah mulai bergerak ke arah yang benar. Meskipun kedua belah pihak masih berjauhan.

Kasus-kasus baru virus corona di AS turun di bawah 50.000 selama akhir pekan. Untuk pertama kalinya sejak awal Juli.

Meskipun terjadi kenaikan harga pada Selasa, para pedagang mengatakan, minyak mentah tetap di bawah tekanan. Karena kekhawatiran gelombang baru infeksi COVID-19 di tempat lain di dunia akan menghambat pemulihan permintaan. Di sisi lain, produsen-produsen utama meningkatkan produksinya.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, meningkatkan produksi bulan ini sekitar 1,5 juta barel per hari. Produsen-produsen AS juga berencana untuk memulai kembali produksi yang ditutup. (an/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: