Ketahanan Keluarga di Tengah Pandemi
OLEH: SYADIYAH DWININGRUM*
Pada awal 2020, negara kita dilanda pandemi. Hal ini masyakarat menghadapi ketidakpastian. Khususnya dalam lingkup kecil: keluarga. Bagaimana ketahanan keluarga dalam menjalankan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup saat berada di kondisi seperti ini?
Walsh mengatakan, ada keluarga yang merasa tertekan atau bahkan bisa menjadi lebih kuat dan cerdas setelah krisis. Ketahanan keluarga lebih fokus pada pemecahan masalah dan penyesuaian diri. Apabila dilihat dari sosial keluarga yang sedang berada pada kondisi tertekan, maka bisa menggunakan akal dan keuletan yang dimilikinya.
Keluarga bisa dibilang baik apabila keluarga tersebut memiliki ketahanan sosial. Ketahanan sosial adalah proses yang melibatkan faktor sosial, psikologis, dan biologis serta mampu mengatasi akibat negatif dari kejadian yang menekan keluarga.
Apabila keluarga tersebut sudah memiliki ketahanan sosial, maka keluarga itu sudah memiliki kekuatan saat mengahadapi tekanan. Suatu saat nanti ia akan mengalami kondisi krisis. Maka kekuatanlah yang menjadi penyokong dalam menghadapi resiko.
Adapun faktor resiko yang mungkin dirasakan hampir seluruh kepala keluarga adalah hilangnya pekerjaan, kematian orang tua, dan segala peristiwa yang berakibat negatif.
Pada saat ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi yang tertekan. Kondisi inilah akan memberikan risiko yang dirasakan oleh kebanyakan keluarga. COVID-19 adalah virus yang menyebabkan kematian bagi setiap makhluk hidup. Baik manusia ataupun hewan. Saat ini pun sudah banyak orang yang menjadi korban.
Selain itu, salah satunya yang membuat keluarga tertekan karena hilangnya pekerjaan yang menjadi sumber rezeki dalam memenuhi kebutuhannya. Apabila yang mengalami kondisi tertekan ini keluarga yang memiliki ketahanan sosial, pastinya ia sudah menyiapkan kekuatan yang menjadi penyokong untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Banyak sekali ide-ide yang akan kita dapatkan apabila kita bisa memanfaatkannya dengan baik. Dari media mana pun. Terutama di media elektronik seperti internet. Contohnya membuat masker, tempat untuk mencuci tangan, atau hal-hal positif lainnya yang bisa dilakukan.
Maksud dari keterampilan ini, setiap orang dituntut untuk bisa kuat dengan kondisi saat ini. Tidak mudah putus asa. Meski usaha yang sudah dilakukan tidak ada hasilnya. Tetap harus optimis dan mencoba berulang kali sampai pada waktunya kita berhasil.
Setiap orang akan memiliki keluarga. Tetapi jika ingin mempunyai keluarga yang baik, pasti banyak cobaan yang harus dilewati. Contonya saat ini karena adanya pandemi yang membuat keluarga akan merasa tertekan. Apabila ia optimistis dan melakukan sesuatu yang positif dengan sungguh-sungguh, maka setiap masalah akan menemukan solusinya.
Apa itu solusinya? Keluarga tersebut harus memiliki ketahanan sosial. Kuncinya, mulai sekarang setiap keluarga harus memiliki ketahanan sosial yang bisa dibentuk oleh dirinya sendiri. Pastinya dengan dukungan dari anggota keluarga yang lain. (*Mahasiswi Fakultas Ushluddin Adab dan Dakwah IAIN Samarinda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: