Agar Terhindar dari Pikiran Berlebihan
OLEH: ATIKA SYAPUTRI*
Sebagain besar manusia pasti sering mengalami yang namanya overthingking. Dalam bahasa Indonesia artinya pemikiran yang berlebihan. Wajar saja manusia mengalami overthingking. Karena tidak mungkin bisa setiap hari, setiap saat, setiap jam, kita memikirkan hal-hal yang positif saja.
Tetapi wajar di sini bukan berarti baik. Karena semua hal yang berlebihan pasti tidak baik. Nah, jika kita terlalu banyak memikirkan hal-hal yang negatif dan berlebihan, maka akan rentan mengalami penyakit mental atau gangguan mental.
Jadi, penting untuk kita agar mengetahui strategi-strategi apa yang bisa kita terapkan supaya mengurangi overthingking dan mengubahnya menjadi lebih positif.
Lalu bagaimana cara kita mengatasi overthingking yang berdampak negatif menjadi lebih positif? Pertama, kita bisa melatih diri dengan mindfulness. Apa itu mindfulness? Mindfulness adalah kemampuan seseorang untuk benar-benar hadir sepenuhnya: 100 persen hadir pada kejadian tertentu dan bebas dari distraksi.
Richard Davidson berpendapat, “Melatih mindfulness merupakan peluang untuk berhenti sejenak, mengamati, dan menerima situasi diri. Supaya kita bisa menghindari untuk terjebak di dalamnya”.
Kedua, kita bisa mengganti pola konsumtif yang negatif dengan yang positif. Contohnya kita bisa mengurangi atau unfollow akun-akun sosial media yang bisa membuat kita menjadi berfikiran negatif dan membuat kita cemas hingga overthingking. Follow atau lakukan saja hal-hal yang bisa membuat kita senang. Bisa mulai menukar hal-hal yang negatif menjadi positif.
Ketiga, melakukan meditasi secara rutin. Dengan mencoba meditasi selama 11 hari berturut-turut, maka memungkinkan bagi kita untuk melanjutkan ke hari berikuatnya. Artinya, penting untuk mendisplinkan diri di 11 hari pertama. Dalam satu hari cukup 3-5 menit saja.
Mengatasi overthingking membutuhkan proses. Tidak mudah. Strategi-strategi tersebut pun tidak menjamin 100 persen kita terhindar dari pikiran-pikiran overthingking dan negatif. Tetapi bila kita melakukan kebiasan-kebiasan seperti mindfulness, meditasi, atau memfokuskan kejadian di masa sekarang saja secara penuh tanpa ada pemikiran lain, maka akan menjadikan kebiasan baik. Juga berdampak postif bagi diri kita.
Selain strategi-starategi mengatasi overthingking yang berdampak negatif menjadi positif, ada pula cara mengatasi kecemasan menjadi lebih positif. Cara yang pertama, kita harus secara sadar meyakinkan diri bahwa kecemasan yang kita hadapi adalah hal yang bersifat wajar. Contohnya, jika kita ingin presentasi di atas panggung yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan, maka kita harus bisa menganggap bahwa kecemasan tersebut hal yang wajar bagi kita dan menganggap ketakutan yang dirasakan itu adalah semangat untuk presentasi di atas panggung.
Selain itu, kita bisa merefleksian kejadian-kejadian sebelumnya yang pernah kita alami. Misalnya, dulu pernah mengerjakan tugas-tugas atau proposal h-1 sebelum deadline. Malah hasilnya memuaskan. Karena rasa cemas yang kita alami membuat kita mengerjakan tugas tersebut lebih berenergi karena dikejar waktu.
Cara yang kedua, meyakini bahwa situasi yang membuat kita merasa cemas dan overthingking ini adalah tantangan. Bukan ancaman. Contohnya kita ingin presentasi di depan orang banyak. Lalu kita merasakan kecemasan dan membuat kita overthingking. Seperti memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi ketika presentasi. Hal itu akan membuat kecemasan semakin meningkat.
Kita bisa menganggap bahwa presentasi di depan banyak orang adalah salah satu cara untuk melatih diri kita. Agar percaya diri dan menjadi pengalaman di masa depan. Meskipun presentasi kita akan gagal. Tapi kita sudah berani mencobanya.
Davidson mengatakan, “Kesejahteraan adalah sebuah keterampilan. Kita harus terus berlatih supaya bisa mencapainya”. Karena itu, overthingking adalah sesuatu yang bisa dihadapi dan diatasi dengan melakukan hal-hal yang sederhana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: