Bankaltimtara

Cara Mengatur Keuangan dalam Islam Agar Berkah dan Tidak Boros

Cara Mengatur Keuangan dalam Islam Agar Berkah dan Tidak Boros

Ilustrasi manajemen keuangan dalam Islam--

Salah satu sebab terbesar ketidakteraturan keuangan adalah kebiasaan kita yang enggan mencatat penggunaan harta.

BACA JUGA:Benarkah Politik Balas Budi Haram dalam Islam? Begini Penjelasannya

Banyak orang merasa rezekinya kurang, padahal yang kurang bukan rezekinya, tetapi catatannya.

Karena ketika pengeluaran tidak ditulis, harta akan berjalan tanpa arah, dan kita sendiri tidak tahu ke mana nikmat itu pergi. Alquran telah memberikan panduan yang jelas untuk membiasakan"

"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya. Hendaklah seorang pencatat di antara kamu menuliskannya dengan benar."

"Janganlah pencatat menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajar-kan kepadanya. Hendaklah dia mencatat(-nya) dan orang yang berutang itu mendiktekan(-nya). Hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun.” (QS. Al-Baqarah, [2]: 282).

Kendati secara eksplisit ayat ini memiliki spirit pencatatan utang-piutang dengan jangka waktu tertentu, tetapi secara implisit juga menjadi petunjuk yang sangat kepada kita agar senantiasa mencatat setiap transaksi yang kita lakukan.

Tujuannya agar kita dapat mengingat dengan baik jumlah harta yang terlibat, kapan waktu jatuh temponya, dan siapa saja saksi yang terlibat.

Syekh Muhammad at-Thanthawi dalam kitab Tafsir as-Wasith lil Qur’anil Karim, jilid I, halaman 644:

"ni adalah petunjuk dari Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, apabila mereka melakukan transaksi dengan transaksi yang ditangguhkan (tidak tunai), agar mereka menuliskannya, supaya hal itu lebih menjaga jumlahnya, waktunya, dan lebih akurat bagi saksi di dalamnya.”
BACA JUGA:Kiat Harmonis Tinggal Serumah dengan Mertua dan Orang Tua Sesuai Anjuran Islam

Maka dari itu, membiasakan diri mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran tidak hanya sekadar urusan teknis saja, tetapi juga bagian dari menjaga dan mengelola amanah harta dengan baik.

Kebiasaan tidak mencatat pengeluaran termasuk bentuk kelalaian yang sering membuka pintu pemborosan tanpa disadari, hingga akhirnya seseorang merasa hidupnya sempit padahal yang sempit adalah cara ia mengelola nikmat itu sendiri.

Penggunaan harta yang boros dalam Islam sangat dilarang, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:

"Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’raf, [7]: 31).

Cara agar kita tidak salah dalam mengelola dan menggunakan harta adalah dengan memahami prioritas kebutuhan kita. Artinya, kita harus tahu mana kebutuhan yang paling penting, mana yang kurang penting, dan mana yang hanya sekadar keinginan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: