Bankaltimtara

IDI Kutim dan PERKI Edukasi Pelajar Jadi ‘Life Saver’, Tekankan Pentingnya Bantuan Hidup Dasar di Sekolah

IDI Kutim dan PERKI Edukasi Pelajar Jadi ‘Life Saver’, Tekankan Pentingnya Bantuan Hidup Dasar di Sekolah

Para pelajar SMP Negeri 2 Sangatta Utara antusias mengikuti pelatihan Basic Life Support.-Sakiya Yusri-Disway Kaltim

Dengan begitu, siswa terbiasa melakukan simulasi penyelamatan, baik menggunakan manekin maupun alat bantu lainnya.

“Hasilnya, kesiapsiagaan masyarakat jauh lebih baik. Banyak nyawa tertolong karena masyarakatnya tahu apa yang harus dilakukan sebelum ambulans datang,” tuturnya.

BACA JUGA:Pengembangan Ikan Air Tawar Masih Stagnan, Pemkab Kutim Akan Gandeng Pihak Swasta

Harapannya, lebih banyak pelajar yang dibekali pengetahuan dasar penyelamatan jiwa, sehingga budaya siap siaga dapat tumbuh di lingkungan pendidikan.

“Melalui kegiatan sederhana ini, kami ingin menanamkan bahwa menyelamatkan nyawa adalah tindakan mulia yang bisa dilakukan siapa saja, termasuk para pelajar,” ungkap dr. Fathurrahman.

Lebih lanjut, dr. Farid Hidayat, dokter spesialis jantung dari PERKI Samarinda. Ia memberikan paparan sekaligus simulasi langsung mengenai langkah-langkah penanganan saat menemukan seseorang dalam kondisi tidak sadar.

“Langkah pertama adalah memastikan kondisi aman, lalu mengecek respon korban dengan memanggil nama dan menepuk bahu. Jika tidak ada respon, segera minta bantuan dan cek denyut nadi karotis serta pergerakan dada,” terangnya.

Apabila denyut nadi tidak teraba, lanjutnya, maka korban kemungkinan mengalami henti jantung.

BACA JUGA:Disway Awards 2025: Momentum Apresiasi Integritas dan Kredibilitas Serta Reputasi Brand Nasional

Dalam kondisi itu, penolong harus segera melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dengan frekuensi kompresi dada 100–120 kali per menit. 

Jika ada penolong lain, bisa dilakukan bantuan napas buatan dengan perbandingan 30 kompresi diikuti dua kali napas buatan.

Di Indonesia, pelatihan semacam ini masih terbatas pada kegiatan ekstrakurikuler seperti PMR dan Pramuka. Padahal, kata dia, menjadikan BHD sebagai bagian dari karakter pendidikan akan berdampak besar bagi terbentuknya generasi muda yang tanggap dan empatik.

BACA JUGA: 6 Raperda Inisiatif Pemkab Paser Diusulkan, Salah Satunya Penyertaan Modal PDAM

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: