Ini Penyebab APBD 2024 Kutai Timur Tak Terserap Maksimal, Silpa Tembus Rp1,7 Triliun
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah-Sakiya Yusri-Disway Kaltim
BACA JUGA : BRIDA Kaltim Gelar FGD Pemetaan Daya Dukung Wilayah IKN, Soroti Dampak Spasial Pembangunan Ibu Kota Baru
Capaian ini menunjukkan masih adanya potensi pendapatan yang belum sepenuhnya tergali.
Demikian realisasi belanja daerah sebesar Rp12,5 triliun tetap menjadi salah satu penyebab terbentuknya Silpa.
Sejumlah program dan proyek pembangunan yang belum rampung atau tertunda pengerjaannya hingga pertengahan tahun turut memberikan kontribusi terhadap saldo anggaran yang belum terpakai.
Selain itu, belanja modal yang terealisasi hanya sebesar 76,34 persen dari total pagu anggaran yang tersedia, serta anggaran untuk belanja tidak terduga yang belum dimanfaatkan sama sekali hingga akhir tahun, turut menambah besar saldo akhir yang masuk dalam kategori Silpa.
BACA JUGA : Kuli Bangunan di PPU Bunuh Perempuan yang Dibooking Gara-gara Minta Tambah Tidak Dilayani
Bupati Ardiansyah menegaskan kembali bahwa keberadaan Silpa tidak serta-merta dipandang sebagai kegagalan dalam membelanjakan anggaran, melainkan merupakan konsekuensi dari prinsip tata kelola anggaran yang bijak dan efisien.
“Silpa adalah bagian dari dinamika pengelolaan fiskal yang sehat. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak gegabah dalam membelanjakan dana publik, tetapi tetap berorientasi pada hasil yang terukur dan berkelanjutan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
