Suriah Menolak Intervensi Asing setelah Israel Melakukan Serangan Udara Mendadak
Seorang anggota pasukan keamanan Suriah berdiri di samping sebuah kendaraan di pintu masuk kota Druze, Jaramana, menyusul bentrokan mematikan, di sebelah tenggara Damaskus, Suriah. -Reuters-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Suriah berjanji untuk melindungi semua komponen masyarakat, termasuk kepada kelompok Druze, setelah Israel melancarkan serangan udara di dekat Damaskus.
Pihak berwenang Suriah mengecam adanya intervensi asing terkait urusan dalam negeri negara, setelah Israel melancarkan serangan udara ke sebuah kota di dekat Damaskus.
Dikutip dari Al Jazeera, seorang sumber Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan kepada Al Jazeera Arabic, setidaknya empat serangan udara Israel menargetkan personel keamanan di kota Ashrafieh Sahnaya, yang mayoritas penduduknya adalah suku Druze pada Rabu (30/4/2025).
BACA JUGA:Denda Hingga Rp446 Juta Bagi Pelanggar Izin Haji
BACA JUGA:Ledakan di Pelabuhan Bandar Abbas Iran Sebabkan Ribuan Orang Terluka
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah, dalam sebuah pernyataan, menolak segala bentuk intervensi asing. Namun tidak secara eksplisit pula menuduh Israel sebagai pelaku serangan.
"Suriah menegaskan komitmennya yang tak tergoyahkan untuk melindungi semua komponen rakyat Suriah ... termasuk anak-anak dari komunitas Druze yang terhormat,” ujar pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Suriah.
Israel sendiri disebut-sebut sengaja melakukan serangan ke Suriah terhadap kelompok yang disebut “ekstremis”, yang menyerang anggota komunitas Druze. Hal ini dilakukan menindaklanjuti apa yang dikatakannya sebagai janji untuk melindungi kelompok minoritas tersebut.
Militer mengatakan bahwa tiga warga Druze Suriah telah dievakuasi dari Suriah untuk menerima perawatan medis di Israel.
Serangan tersebut terjadi setelah konfrontasi antara loyalis pemerintah Suriah dan anggota dewan militer Druze, yang menewaskan puluhan orang dalam dua hari
Direktur keamanan untuk pedesaan Damaskus, Hussam al-Tahhan, mengatakan kepada kantor berita pemerintah Suriah, SANA, bahwa sebuah operasi keamanan telah diluncurkan di sana.
Dan bala bantuan telah dikirim untuk memastikan kembalinya keamanan dan stabilitas di daerah tersebut.
Sedikitnya 16 pasukan keamanan dan enam pejuang tewas, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Sebuah lembaga pemantau perang yang berbasis di Inggris. Kemudian 17 orang, termasuk 10 pasukan keamanan juga ikut tewas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

