Pernyataan Trump Soal Gaza Gegerkan Dunia, Eropa & Timur Tengah Angkat Suara
Presiden AS, Donald Trump berencana menguasai Jalur Gaza dan mengubahnya menjadi 'Riviera Timur Tengah'.-(Foto/ AFP Photo)-
BACA JUGA: Rudy Mas'ud: Jangankan Uang, Nyawa Harus Diberikan Demi Kesejahteraan Rakyat Kaltim
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan bahwa tidak akan ada perdamaian di kawasan tanpa negara Palestina yang berdaulat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) menolak segala bentuk upaya pemindahan warga Palestina dan mendesak pendekatan yang mengutamakan keadilan bagi semua pihak.
PBB dan Media Internasional Mengecam
Dalam pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengingatkan bahwa segala bentuk pembersihan etnis di Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional.
Ia juga menekankan bahwa pemindahan paksa rakyat Palestina akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah kritis.
BACA JUGA: DPRD Kaltim Khawatir Kampus Kelola Tambang Timbulkan Konflik Kepentingan
Kantor-kantor media internasional pun menyoroti kontroversi ini. Sky News menyebut solusi Gaza yang diajukan Trump "berpotensi memperburuk konflik."
BBC menyoroti bahwa rencana tersebut bertentangan dengan hukum internasional, sementara CNN menyebutnya sebagai "ide paling aneh dalam sejarah upaya perdamaian Timur Tengah."
Riviera Timur Tengah
Dilansir dari VOA, Presiden AS Donald Trump dalam pernyataan terbarunya mengatakan bahwa AS ingin mengambil alih Gaza, bahkan melampaui pernyataan sebelumnya yang menyerukan pemindahan warga Gaza ke Yordania dan Mesir.
Dalam konferensi persnya, Trump menyebutkan rencana untuk mengembangkan Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah."
BACA JUGA: AZKO Perkenalkan Program BISA BAIK di Balikpapan untuk Atasi Limbah Elektronik
“Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki bidang tanah itu, mengembangkan dan menciptakan ribuan pekerjaan di wilayah yang luar biasa, yang selama ini hanya terlihat sebagai tempat kematian, kehancuran, dan puing-puing,” ujar Trump.
Meski demikian, ia tidak memberikan rincian mengenai bagaimana AS akan menguasai Gaza, atau apakah akan melibatkan pengerahan pasukan.
Pernyataan Trump ini berpotensi menghambat proses negosiasi yang sedang berlangsung antara Israel dan negara-negara Arab dalam Abraham Accords.
Arab Saudi, salah satu negara kunci dalam proses normalisasi hubungan dengan Israel, sebelumnya menegaskan bahwa mereka hanya akan mengakui Israel jika perang Gaza berakhir dan ada jalan bagi Palestina menuju negara berdaulat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

