Kasus Bom Molotov di Kampus Unmul Masuk Tahap Akhir, Polresta Samarinda Masih Buru 2 Pelaku Lain
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Penyidikan kasus bom molotov yang ditemukan di sekretariat mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) terus berlanjut.
Polresta Samarinda memastikan berkas perkara 7 tersangka yang telah diamankan segera dilimpahkan ke kejaksaan, sementara 2 pelaku lain masih diburu karena diduga berperan penting dalam proses perakitan bahan peledak tersebut.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar mengatakan, proses pemberkasan terhadap 7 tersangka telah hampir rampung dan segera memasuki tahap pelimpahan ke Kejaksaan Negeri Samarinda.
Ia menegaskan, penyidik bekerja teliti agar seluruh proses hukum berjalan sesuai prosedur.
BACA JUGA: Aktor Intelektual Perakit Bom Molotov di Kampus Unmul Tertangkap, Buron Hingga Mahulu
"Penyidik sudah berkoordinasi dengan pihak kejaksaan agar pelimpahan dapat segera dilakukan. Bareskrim Polri juga memberikan asistensi penuh untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan,"ujarnya, Kamis 9 Oktober 2025.
Menurut Hendri, kepolisian memberikan perhatian khusus terhadap perkara ini karena menyangkut keselamatan publik.
Bahan peledak rakitan yang ditemukan tergolong berbahaya dan bisa menimbulkan kerugian besar apabila sempat digunakan.
"Kasus ini kami tangani dengan sangat hati-hati. Fokus kami bukan hanya menangkap pelaku, tetapi juga memastikan tidak ada jaringan lain di balik peristiwa ini," tegas Hendri.
BACA JUGA: Polsek Long Bagun Meringkus 1 Orang Terduga Pelaku Kasus Bom Molotov
Adapun, pengungkapan kasus ini bermula dari laporan intelijen tentang aktivitas mencurigakan di kawasan Karang Anyar, sehari sebelum aksi unjuk rasa di DPRD Kaltim pada 1 September 2025.
Menindaklanjuti informasi tersebut, tim Polresta Samarinda bergerak dan menemukan 27 bom molotov siap pakai di sekretariat Himpunan Mahasiswa Sejarah FKIP Unmul, Jalan Banggeris.
Dalam penggerebekan itu, polisi juga menyita kain sumbu dan jeriken berisi bensin 20 litter yang diduga digunakan sebagai bahan bakar utama.
Temuan itu mengindikasikan adanya rencana penggunaan bom rakitan dalam aksi demonstrasi yang berlangsung keesokan harinya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

