Jangan Buru-buru Divonis 'Nakal'! Perilaku Negatif Anak Bisa Dipicu Masalah Pencernaan
Perilaku agresif pada anak tidak melulu karena kesalahan pola asuh, bisa jadi juga karena masalah pencernaan.-(Ilustrasi/ Istimewa)-
JAKARTA, NOMORSATUKALTIM – Tidak semua perilaku negatif pada anak disebabkan oleh pola asuh yang salah. Dalam banyak kasus, masalah pencernaan ternyata memiliki andil besar dalam membentuk suasana hati dan perilaku anak.
Fakta ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak sekaligus Ahli Gastro Hepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), dalam konferensi pers Lactogrow di Jakarta, belum lama ini.
“Permasalahan yang berkaitan dengan perilaku itu seringkali dibilang karena asuhan orang tuanya pasti tidak benar, padahal, yang banyak tidak diketahui orang adalah mood dan perilaku itu banyak dipengaruhi oleh kondisi saluran cernanya,” ujar dr. Ariani, Kamis (24/2025).
Ia menjelaskan bahwa suasana hati atau mood anak sangat menentukan kemampuannya dalam bersosialisasi.
BACA JUGA: Apa Itu Pneumonia Ganda? Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus
BACA JUGA: Bumbu Dapur Wajib ini Ternyata Meningkatkan Risiko Depresi, Kok Bisa?
Anak dengan mood buruk cenderung lebih mudah marah, agresif, dan menolak berinteraksi dengan orang lain. Namun, bukan berarti anak tersebut “nakal” atau sulit diatur.
“Ada yang namanya gut-brain axis, itu adalah hubungan antara usus dengan otak, ternyata ada hubungannya, dan usus itu disebut sebagai otak kedua, karena hal-hal yang ada di dalam usus itu ternyata memengaruhi hal-hal yang ada di otak,” jelasnya, dilansir dari Antara.
Hubungan antara usus dan otak, kata dr. Ariani, bersifat dua arah dan kompleks.
Di dalam sistem pencernaan, terdapat jutaan bakteri baik yang memainkan peran penting dalam metabolisme tubuh serta kestabilan emosi anak.
BACA JUGA: Probiotik Berpotensi Kurangi Emosi Negatif dalam Dua Pekan
BACA JUGA: Benarkah Stevia Aman Dikonsumsi Bagi Penderita Diabetes?
Namun, banyak dari bakteri ini dapat rusak akibat pola makan yang buruk, seperti terlalu sering mengonsumsi makanan ultra-proses—misalnya mi instan, gorengan, atau makanan cepat saji lainnya.
Ketika keseimbangan bakteri dalam usus terganggu, dampaknya bisa terlihat pada perilaku dan kondisi emosional anak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
