Studi Ungkap Negara Bahagia Punya Warga Lebih Sehat dan Umur Panjang, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Studi Ungkap Negara Bahagia Punya Warga Lebih Sehat dan Umur Panjang-istimewa-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Sebuah studi internasional terbaru mengungkapkan bahwa tingkat kebahagiaan memiliki kaitan erat dengan tingkat kesehatan dan harapan hidup masyarakat.
Negara yang warganya lebih bahagia terbukti memiliki angka kematian lebih rendah akibat berbagai penyakit kronis seperti jantung, kanker, diabetes, dan gangguan pernapasan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Medicine ini menyimpulkan bahwa negara dengan skor kebahagiaan di atas ambang batas 2,7 pada skala “Life Ladder” memiliki risiko kematian lebih rendah secara signifikan.
Temuan ini memperkuat pandangan bahwa kebijakan publik yang menyejahterakan rakyat tidak hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan generasi mendatang.
Menurut laporan tersebut, lima negara besar paling bahagia di dunia masih didominasi oleh negara-negara Nordik, yaitu Finlandia, Denmark, Islandia, Swedia, dan Norwegia.
BACA JUGA: Zikir: Metode Pencarian Ketenangan di Tengah Bisingnya Era Digital
Negara-negara tersebut dikenal memiliki sistem kesejahteraan sosial yang solid, lingkungan hidup yang bersih, serta tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah yang tinggi.
Tiga faktor yang secara ilmiah terbukti menurunkan tingkat stres populasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.
Peneliti utama, Iulia Iuga dari University of Alba Iulia di Rumania, menjelaskan bahwa kebijakan publik yang mendorong kesejahteraan emosional warga dapat menciptakan “siklus kebahagiaan”, di mana kebahagiaan kolektif berkontribusi langsung terhadap penurunan angka kematian dini dan peningkatan produktivitas masyarakat.
“Bukti menunjukkan bahwa kebijakan yang mendorong rasa bahagia, termasuk pengurangan tingkat obesitas, konsumsi alkohol, serta polusi dapat memberikan dua manfaat utama: kebahagiaan yang lebih kuat dan umur yang lebih panjang serta sehat,” kata Iulia Iuga.
BACA JUGA:Penyakit Dalam Mulai Serang Anak Muda, Salah Satunya Disebabkan Pola Hidup Tidak Sehat
Ia juga menegaskan pentingnya reformasi antikorupsi, jaring pengaman sosial, hingga lingkungan kota yang ramah bagi pejalan kaki dan bebas polusi, sebagai bagian dari kebijakan yang menyehatkan kehidupan sosial masyarakat.
Dengan demikian, kebijakan tersebut tidak hanya menurunkan risiko penyakit kronis, tetapi juga memperkuat daya tahan warga terhadap tekanan sosial dan ekonomi global.
Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini memperkuat bukti bahwa indikator kebahagiaan dapat digunakan sebagai parameter kesehatan publik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
