Bankaltimtara

Mengikuti Pelayaran Tongkang Batu-Bara (3): Berlindung di Balik Tanjung dan Cerita Warga

Mengikuti Pelayaran Tongkang Batu-Bara (3): Berlindung di Balik Tanjung dan Cerita Warga

 

Tantangan lainnya beroperasi di alur Sungai Senyiur ialah keberadaan usaha keramba ikan milik warga perkampungan setempat. Tapi itu dulu. Sebelum PT Bayan Resources Tbk membeli lahan di bantaran sungai yang ditempati warga membudidayakan ikan air tawar.

 

"Dulu susah kami kalau beroperasi di sini. Karena banyak keramba ikan warga kampung. Kalau ditabrak atau tersenggol sedikit saja, kita ganti rugi," ungkap Kapten Jumardin.

 

Jangankan disenggol, terkena gelombang tongkang lewat saja, pemilik keramba bisa saja mengklaim kerambanya rusak. Ikan-ikannya terlepas. Ganti ruginya bisa sampai ratusan juta. "Dulu sebelum keramba-keramba itu dibebaskan Bayan, sering tongkang di sini dikejar oleh warga kampung. Pernah ada yang diminta tebusan sampai Rp 300 juta," tuturnya.

 

Padahal, lanjutannya, tidak jarang keramba itu baik-baik saja. Atau justru tidak ada ikannya. Mirip sebuah jebakan. Terkadang juga, warga memasang pancing di pinggir sungai. Lalu mengklaim kepada para tongkang yang melintas bahwa pancingannya rusak terkena gelombang tongkang. Atau terseret tongkang. "Kadang-kadang dibilang sampai ratusan mata pancing di satu tempat," ucapnya.

 

Lisa 53 memasuki muara sungai pukul 17.45 . Menjelang petang 14 Februari 2021. Semula pelayaran berjalan mulus. Hanya ketika bermanuver di sungai yang menikung. Tongkang benar-benar memakan seluruh lebar sungai. Yang membuat assist diburitan tongkang kerepotan. Kecepatan pergerakan kapal pada skor 3.0 Kn. Terkadang 2.0 dan 1.5 Kn.

 

Namun, situasi berubah saat tengah malam, sekitar pukul 01.30 dini hari. Pelayaran tugboat yang menarik tongkang Lintas Samudera 68 ini mulai sering tersendat. Radio komunikasi tak pernah berhenti berbunyi. Suara para juru mudi saling bersahutan.

 

Ada sekitar delapan tongkang yang melaju dari hulu. Yang memaksa Lisa 53 harus berhenti atau mengurangi kecepatan ketika berpapasan. Tongkang tanpa muatan itu bekali-kali harus berlindung di balik tonjolan daratan setiap tikungan. Mereka menyebutnya sebagai tanjung.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: