Gojek-Grab Diisukan Merger, Pengemudi Ojol Malah Resah, Ternyata Ini Alasannya
Koalisi Ojol Nasional menolak merger antar Grab dan Gojek.-(Ilustrasi/ Antara)-
NOMORSATUKALTIM - Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Isu yang beredar kesepakatan akan terjadi pada tahun ini.
Langkah merger ini dinilai sebagai upaya untuk mengurangi persaingan ketat, dan menekan kerugian yang telah berlangsung selama bertahun-tahun yang dialami oleh Gojek.
Jika merger benar-benar terjadi, salah satu dampak terbesar yang akan dirasakan adalah perubahan dalam struktur harga layanan transportasi online.
Saat ini, persaingan antara Grab dan Gojek menciptakan harga yang kompetitif bagi konsumen. Namun, dengan penggabungan kedua perusahaan, kemungkinan besar akan muncul kebijakan harga baru yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Kadin Indonesia: Posisi Strategis RI Buka Peluang Perdagangan Lebih Besar dengan AS
BACA JUGA:Petani Milenial Jadi Ujung Tombak Swasembada Pangan di Kaltim, Target Rp25 Juta per Bulan
Bukan hanya itu, merger ini bisa menciptakan dominasi pasar yang merugikan konsumen.
Dengan pangsa pasar lebih dari 80 persen dikuasai oleh Gojek dan Grab di Indonesia, merger ini bisa menghasilkan dominasi oleh satu pemain.
Bagi para pengemudi ojek online (ojol) dan mitra penjual, merger ini bisa memberikan dampak yang signifikan. Ada kekhawatiran kebijakan baru perusahaan hasil merger akan mempengaruhi pendapatan mereka.
“Jika ini terjadi, kami bisa kehilangan segalanya. Pendapatan mitra akan anjlok, potongan bisa dinaikkan sepihak, dan kami kehilangan daya tawar,” ujar Andi Kristiyanto, Ketua Presidium Nasional Koalisi Ojol Nasional (PN-KON), dalam pernyataannya kepada media, dikutip disway.id.
BACA JUGA:Dianggap Strategis, Pelabuhan Batu Dinding di Mahulu Jadi Peluang Ekonomi Baru
BACA JUGA:Batu Bara Kuasai 70 Persen Ekspor Kaltim, Pelabuhan di Balikpapan Pintu Utama Keluar Masuk Barang
Selain itu, perusahaan ride-hailing lain seperti Maxim dan inDrive bisa kesulitan bersaing dengan entitas baru hasil merger ini.
Jika tidak mampu bersaing dalam hal harga dan promosi, ada kemungkinan pemain-pemain kecil akan tersingkir dari pasar. Andi juga menambahkan bahwa skema kemitraan bisa berubah drastis.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

