Harga TBS Sawit Belum Kompetitif, Disbun Berau Dorong Pembangunan Pabrik Baru
Kepala Disbun Berau, Lita Handini menanggapi soal harga sawit di Berau yang sempat dikeluhkan petani.-(Disway Kaltim/ Rizal)-
Lita menyambut positif hal tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah daerah siap mendukung setiap investor yang serius ingin berinvestasi di sektor ini.
"Kami siap mendukung siapa pun yang ingin berinvestasi, asalkan mematuhi semua regulasi dan ketentuan yang ada," tegasnya.
BACA JUGA: Akhirnya! Setelah 5 Tahun, Sriwijaya Air Kembali Terbang ke Bandara Kalimarau Berau
BACA JUGA: Tupperware Resmi Menutup Bisnisnya, Setelah 33 Tahun Beroperasi di Indonesia
Kemitraan antara petani dan perusahaan juga dinilai masih minim, khususnya untuk pola plasma mandiri.
Padahal, sebagian besar petani saat ini telah bermitra dalam pola inti–plasma, di mana perusahaan wajib menyediakan lahan plasma sebesar 20 persen dari total luasan kebun.
"Di Kelay misalnya, baru ada dua kelompok yang telah membentuk kemitraan mandiri, sisanya masih dalam proses," ujar Lita.
Tantangannya, kata dia, terletak pada syarat kemitraan yang cukup berat, seperti kepastian status lahan clear and clean.
BACA JUGA: OJK Minta Bank Blokir 10.000 Rekening Terkait Judi Online
BACA JUGA: PDRB Kaltim Terus Menanjak dalam Periode 2020 – 2024
Kondisi ini diperparah dengan tidak seimbangnya jumlah pabrik sawit yang tersedia.
Saat ini, Berau hanya memiliki sekitar 14 pabrik, yang idealnya hanya melayani masing-masing 6.000 hektare lahan.
Namun faktanya, satu pabrik bisa melayani hingga 150.000 hektare.
Akibatnya, banyak petani di wilayah seperti Biatan dan Kelay memilih menjual hasil panennya ke Kabupaten Kutai Timur (Kutim), yang memiliki sekitar 40 pabrik.
BACA JUGA: Jalan Nasional di Kubar-Mahulu Rawan Longsor, DPRD Kaltim Desak Evaluasi Menyeluruh
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

