Lonjakan ABK di Berau Bikin Layanan Terapi Kewalahan, Dokter Spesialis Jiwa: Tenaga Masih Sangat Minim
Aktivitas pelayanan di RSUD dr. Abdul Rivai Tanjung Redeb.-Azwini-Disway Kaltim
Ia menekankan, peningkatan jumlah terapis okupasi, psikolog anak, dan guru pendamping khusus sangat dibutuhkan di Berau agar penanganan ABK bisa lebih maksimal.
“Kita perlu memperkuat SDM. Kalau tidak, anak-anak ini akan terus antre, sementara perkembangan mereka tidak bisa menunggu,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Nurhayati. Ia membenarkan bahwa keterbatasan tenaga kesehatan jiwa di daerah memang menjadi tantangan utama.
“Saat ini psikiater hanya satu orang di rumah sakit. Di dinas sendiri kami belum punya psikolog. Tahun lalu sudah kami usulkan, tapi belum disetujui,” ungkapnya.
Akibatnya, Dinkes kerap mengarahkan pasien ke psikolog swasta. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil lantaran, banyak keluarga yang akhirnya urung datang karena mempertimbangkan biaya.
“Sebenarnya setiap puskesmas itu punya masing-masing satu tenaga kesehatan jiwa, cuman karena sekarang puskesmas itu juga kebanyakan program sehingganya mereka double job di situ ya jadi kurang maksimal,” jelasnya.
Nurhayati berharap ke depan ada perhatian lebih terhadap penguatan pelayanan kesehatan jiwa di tingkat daerah, termasuk dukungan tenaga profesional bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.
“Kalau SDM nya diperkuat, kita bisa tangani lebih cepat. Anak-anak ini butuh terapi berkelanjutan, dan itu tidak bisa dikerjakan kalau tenaga masih sangat minim,” pungkasnya.
BACA JUGA:Pemkab Berau Klaim Angka Kemiskinan Turun, Target Akhir Tahun di Bawah 5 Persen
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

