Bankaltimtara

Hasil Layanan Screening di Balikpapan: Periksa Gigi Rendah, Hipertensi dan Diabetes Masih Banyak

 Hasil Layanan Screening di Balikpapan: Periksa Gigi Rendah, Hipertensi dan Diabetes Masih Banyak

Tampak warga antre di salah satu fasilitas kesehatan di Kota Balikpapan.-Chandra/ Nomorsatukaltim-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan menyoroti rendahnya minat masyarakat untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Yang menjadi sorotan adalah pemeriksaan gigi dan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM), seperti hipertensi dan diabetes.

Kondisi itu muncul di tengah meningkatnya angka temuan kasus PTM pada kegiatan pelayanan kesehatan. Juga screening massal yang digelar di berbagai titik pelayanan publik.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, mengungkapkan bahwa kecenderungan masyarakat untuk memeriksakan gigi masih cukup rendah.

Sebagian besar, ujarnya, pasien datang ke puskesmas atau dokter gigi hanya ketika mengalami keluhan mengganggu. Sementara pemeriksaan berkala jarang dilakukan.

"Masih banyak warga yang hanya datang ketika sakit. Idealnya pemeriksaan gigi dilakukan dua kali dalam setahun agar kondisi gigi dan mulut dapat dipantau dan dicegah kerusakannya," kata Alwiati saat diwawancara, pada Kamis 4 Desember 2025.

Selain rendahnya pemeriksaan gigi, Dinkes mencatat hipertensi dan diabetes masih menjadi kasus terbanyak yang ditemukan pada program Cek Kesehatan Gratis (CKG) maupun layanan puskesmas.

Ia menyebut, masih banyak warga yang baru mengetahui kondisinya setelah mengikuti kegiatan screening terbuka.

Menurut Alwiati, temuan tersebut menggambarkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini dan kontrol kesehatan rutin.

Ia pun menekankan bahwa tanpa pemeriksaan berkelanjutan, penyakit PTM dapat berkembang tanpa gejala awal yang jelas.

"Setelah ikut CKG dan mengetahui penyakitnya, warga harus melakukan pemeriksaan lanjutan. Hipertensi dan diabetes harus dikontrol, obatnya harus diminum teratur, dan pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan," tegasnya.

Dinkes juga perubahan pola prevalensi hipertensi yang kini tidak hanya terjadi pada kelompok lansia.

Banyak warga berusia di atas 18 tahun ditemukan mengalami tekanan darah tinggi akibat pola hidup tidak sehat.

Seperti begadang, merokok, konsumsi tinggi garam dan lemak, serta kurang aktivitas fisik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: