Bankaltimtara

Risiko ISPA Meningkat, Dinkes Balikpapan Ingatkan Warga Dampak Cuaca Ekstrem

Risiko ISPA Meningkat, Dinkes Balikpapan Ingatkan Warga Dampak Cuaca Ekstrem

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati mengungkap peningkatan risiko ISPA akibat cuaca ekstrem dalam beberapa pekan belakangan ini.-(Disway Kaltim/ Salsa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Kota Balikpapan kembali menghadapi tantangan kesehatan masyarakat, seiring meningkatnya intensitas cuaca ekstrem dalam beberapa pekan belakangan. 

Ketidakstabilan cuaca, dari curah hujan yang tinggi hingga perubahan suhu mendadak, menyebabkan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang mulai dirasakan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

Pemerintah daerah merespons situasi ini dengan melakukan penguatan imbauan dan mitigasi kepada masyarakat, agar tetap waspada dan menjaga kesehatan pernapasan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Alwiati, mengonfirmasi adanya tren kenaikan kasus ISPA dalam beberapa pekan terakhir. 

BACA JUGA: ISPA Hantui Anak-Anak di Kutim, Dokter Ingatkan Hal Ini

Meski tidak memerinci angka peningkatan, ia menyampaikan bahwa pola keluhan pasien menunjukkan adanya eskalasi yang perlu diantisipasi lebih serius. 

Menurutnya, faktor cuaca ekstrem menjadi pemicu utama pencetus gangguan pernapasan, terlebih bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan riwayat penyakit kronis.

"Di Balikpapan kondisinya juga demikian. Dalam perubahan cuaca yang sangat ekstrem seperti ini, kami mengimbau masyarakat untuk menerapkan universal precaution atau perilaku hidup bersih dan sehat," kata Alwiati saat diwawancara, pada Rabu (26/11/2025).

Universal precaution yang dimaksud meliputi langkah perlindungan dasar seperti menjaga kebersihan tangan, menghindari paparan polusi, memakai masker saat berada di lingkungan berisiko, serta memastikan sirkulasi udara di rumah tetap baik. 

BACA JUGA: Cegah ISPA dan Diare Selama Ramadan, Ini Tips dari Dinkes Balikpapan

Sekalipun protokol kesehatan sempat mereda pascapandemi, penerapannya disebut tetap relevan dalam menghadapi situasi cuaca seperti sekarang.

Alwiati menjelaskan bahwa peningkatan kasus ISPA dapat terlihat dari bertambahnya jumlah warga yang memeriksakan diri akibat gejala batuk, demam, sesak, dan iritasi tenggorokan. 

Diketahui, puskesmas dan klinik di sejumlah wilayah kota mulai menerima lebih banyak pasien dengan gejala pernapasan ringan hingga sedang. 

Baginya, apabila kondisi tersebut tidak ditangani sejak dini maka berpotensi membebani fasilitas kesehatan, terutama pada periode cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga beberapa waktu ke depan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: