BONTANG, NOMORSATUKALTIM - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) naik.
Tercatat ada 153 kasus dalam bulan September ini. Tertinggi ada di wilayah Loktuan.
Bahkan, dari kasus DBD itu, 2 pasien dilaporkan telah meninggal dunia. Satu merupakan warga Loktuan. Satunya lagi warga Kanaan, Bontang Barat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, kasus paling banyak DBD menyerang anak berusia 5-14 tahun.
BACA JUGA: Musim Hujan Bisa Jadi Ancaman Serius Kasus DBD, Dinkes Berau Catat 8 Bulan 33 Kasus
BACA JUGA: Kasus DBD di Paser Naik, Dinkes Pastikan Proses Penanggulangan Berjalan
Setelah itu usia 15-44 tahun dan balita usia 1-4 tahun.
Pun demikian, Pemerintah Kota Bontang belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Pemkot Bontag masih menunggu hasil kajian epidemiologi untuk menetapkan bahwa kasus ini layak menyandang status KLB.
KLB DBD merupakan meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
BACA JUGA: Kasus DBD Kaltim Mencapai 2.210 Kasus, Balikpapan Masih yang Tertinggi
BACA JUGA: Kasus DBD Naik 300 Persen, DPR Minta Kemenkes Bekerja Serius
“Saya masih harus berkoordinasi lagi dengan Wali Kota (Neni Moerniaeni) terkait penetapan status ini. Jadi mohon bersabar. Ini kami sedang intens komunikasi dengan kepala daerah,” kata Kepala Dinkes Bontang, Bahtiar Mabe saat dihubungi Disway Kaltim, pada Senin, 15 September 2025.
Ia menjelaskan, dalam waktu 2 hari ke depan, ia akan memanggil semua pimpinan rumah sakit di Bontang.
Tujuannya, agar Dinkes Bontang mengetahui secara pasti angka kasus DBD di Kota Taman.