Masih Banyak Guru Lulusan SMA, Disdikbud Kubar Gandeng UT untuk Tingkatkan Kualifikasi

Jumat 08-08-2025,08:03 WIB
Reporter : Eventius Suparno
Editor : Hariadi

KUBAR, NOMORSATUKALTIM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Barat mencatat masih terdapat ratusan guru yang belum memiliki gelar sarjana (S1). 

Kondisi ini mayoritas ditemukan di wilayah pedalaman, terutama di jenjang pendidikan dasar. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Disdikbud mendorong para guru melanjutkan studi melalui program pendidikan jarak jauh Universitas Terbuka (UT).

Kepala Disdikbud Kutai Barat, Robertus Leopold Bandarsyah, mengungkapkan bahwa dari sekitar 3.000 guru yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, sekitar 200 orang di antaranya masih lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. 

BACA JUGA: Anggaran Pendidikan Kutai Barat Tembus Rp 843 Miliar, 80 Persen untuk Gaji Guru

BACA JUGA: Biaya Pendidikan SD Mencapai Rp36 Juta, Begini Penjelasan Disdikbud Kubar

Mereka umumnya mengajar di kampung-kampung yang jauh dari pusat kota.

“Aduh, masih ada 200-san mungkin dari 3 ribu guru itu,” kata Robertus kepada NOMORSATUKALTIM, Kamis, 7 Agustus 2025. 

Menurut Robertus, mayoritas guru non-S1 tersebut merupakan warga lokal yang ditunjuk untuk mengisi kekosongan tenaga pengajar di wilayah terisolasi. 

Mereka biasanya diminta mengajar karena tidak banyak orang dari luar daerah yang bersedia ditempatkan di lokasi terpencil dengan akses terbatas.

BACA JUGA: 10 Guru Kutai Barat Ikuti Seleksi Nasional Kepala Sekolah 2025, Era Baru Manajerial Pendidikan

BACA JUGA: Anggaran Besar Kualitas Pendidikan Tertinggal, Ketua DPRD Kubar Kritik Keras Kinerja Disdikbud

“SD itu biasanya sampai kampung, seperti di Tanjung Sokeh. Yang mengajar di situ ya warga sekitar,” ujarnya.

Penolakan dari guru-guru luar daerah untuk ditugaskan ke pedalaman disebut Robertus sebagai kendala yang terus berulang. 

Berbagai faktor menjadi alasan, salah satunya kondisi infrastruktur yang belum memadai.

Kategori :