Termasuk soal mekanisme penyediaan makanan, apakah akan dilakukan oleh masing-masing sekolah, pihak ketiga, atau melibatkan UMKM.
BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis Resmi Dimulai di 26 Provinsi Hari Ini
BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis Dimulai, Saham Perusahaan Peternakan Terkerek Naik
Perlu Kajian Mendalam
Pengamat sosial dari Universitas Mulawarman, Prof. Moh Bahzar, memandang program MBG sebagai langkah positif untuk meningkatkan gizi siswa.
Namun, ia menekankan pentingnya kajian mendalam sebelum pelaksanaan.
“Harusnya ada role model yang jelas. Apakah program ini akan dijalankan di seluruh Indonesia atau hanya di kota-kota besar? Perlu ada pemetaan wilayah yang benar-benar membutuhkan bantuan gizi,” ujarnya.
Bahzar juga menyoroti perlunya penyesuaian nilai porsi makan dengan kondisi geografis dan sosial ekonomi di masing-masing daerah.
BACA JUGA: Keluarga Almarhum Ketua DPRD Kukar Terima Jaminan Kematian Sebesar Rp 32 Juta
Menurutnya, harga bahan makanan dan kebutuhan gizi tidak bisa disamakan antara Pulau Jawa dan Kalimantan Timur.
“Perlu ada kajian mengenai kebutuhan gizi, harga bahan makanan, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di masing-masing daerah agar program ini benar-benar efektif,” tambahnya.