SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Perempuan punya penting dalam mendukung swasembada pangan di Indonesia, khususnya Kaltim. Hal tersebut, disampaikan Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur (Kaltim), Siti Farisyah Yana, pada momen peringatan hari ibu 22 Desember.
“Perempuan memegang peran signifikan dalam sektor pertanian dan pengelolaan pangan. Mereka adalah pilar utama dalam ketahanan pangan nasional, yang mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045,” ujar perempuan yang akrab disapa Siti itu, pada kegiatan Jumpa Pers yang digelar oleh Diskominfo Kaltim di Hotel Mercure Samarinda, Senin 23 Desember 2024.
Siti mengatakan perempuan mampu menjadi motor penggerak dalam upaya swasembada pangan dan pembangunan berkelanjutan. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disampaikannya, perempuan memegang peran penting di berbagai aspek pertanian.
BACA JUGA:Delapan Desa di Paser Masuk Peta Daerah Rawan Pangan
BACA JUGA:Bulog Paser-PPU Salurkan 233,62 Kilogram Bantuan Beras Pangan
Pada 2018 Lebih dari 24 persen dari total petani di Indonesia adalah perempuan. Tidak hanya itu, bagi Siti, perempuan telah terlibat dalam pengolahan makanan. Yang menjadi kunci dalam menjaga ketersediaan dan kualitas pangan.
Dia menjelaskan berdasarkam data BPS Kaltim jumlah rumah tangga petani di Katim dari 2018 hingga 2023, tercatat adanya penurunan rumah tangga petani perempuan dari 18.812 menjadi 17.066. Secara total, jumlah rumah tangga petani pada 2023 mencapai 205.927, turun dari 217.638 pada tahun 2018.
“Angka ini menunjukkan perempuan semakin berkurang terlibat aktif dalam pertanian, baik sebagai petani utama maupun sebagai pendukung dalam pengolahan hasil pertanian,” ungkap Siti.
BACA JUGA:Disdag Balikpapan Pastikan Ketersediaan Pangan Aman Hingga Maret 2025
Salah satu langkah konkret untuk mendukung swasembada pangan adalah pemberdayaan petani perempuan dalam budidaya padi organik.
Siti berkata, pendekatan tersebut tidak hanya meningkatkan produktivitas, namun juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan memperkuat peran perempuan di sektor pertanian.
Dalam ranah rumah tangga, perempuan juga menjadi pengambil keputusan utama dalam pemilihan bahan pangan dan pengolahannya.
Dia menilai, kesalahan dalam pengolahan pangan dapat berdampak pada kualitas gizi keluarga. Walhasil akan memengaruhi ketahanan pangan di tingkat nasional.
“Ketahanan pangan tidak hanya soal produksi, tetapi juga bagaimana makanan diolah di tingkat rumah tangga. Peran perempuan di sini sangat besar,” jelasnya.
Kendati demikian, tidak terbatas dalam produksi dan pengolahan saja. Perempuan juga memiliki kontribusi besar dalam mengurangi pemborosan pangan yang berpotensi menjadi limbah.
BACA JUGA:Regenerasi Petani Menjadi Fokus Kukar Sebagai Lumbung Pangan di Kaltim