Siti mengungkapkan, terkait hierarki penyelamatan pangan seperti pencegahan limbah merupakan langkah utama yang diikuti dengan donasi makanan, pemanfaatan sebagai pakan hewan, energi terbarukan dan sebagai kompos.
“Budaya tidak boros harus dimulai dari rumah tangga. Jika dikelola dengan baik, perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam mengurangi dampak lingkungan dan mengatasi isu pemanasan global,” ucap Siti.
Untuk mendukung ketahanan pangan yang lebih modern dan berkelanjutan, dia menyebut, bahwasanya Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim mendorong organisasi masyarakat. Misalnya Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), untuk mengembangkan usaha berbasis teknologi pertanian yakni greenhouse.
"Langkah tersebut bertujuan memanfaatkan potensi perempuan dalam mendukung swasembada pangan secara inovatif,"
“Teknologi harus dioptimalkan dalam pertanian, dan perempuan punya kemampuan besar untuk menjadi pelopor dalam usaha-usaha ini,” tandasnya.
Dalam kesempatan ini, Siti berharap, kesadaran mengenai pentingnya peran perempuan dalam swasembada pangan terus mengalami peningkatan.
"Perempuan tidak hanya menjadi penggerak dalam rumah tangga, tapi juga aktor utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan lingkungan," pungkas perempuan berjilbab itu.