SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Progres proyek terowongan atau tunnel yang menghubungkan Jalan Kakap menuju Jalan Sultan Alimuddin di Kota Samarinda, Kalimantan Timur dilaporkan di angka 39,7 persen.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Kota Samarinda menyebut, progres proyek ini sesuai dengan rencana awal dengan target tuntas di tahun 2024.
"Jika tak ada kendala, kami targetkan terowongan ini dapat beroperasi pada Oktober 2024," kata Ahli Pertama Teknik Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kota Samarinda, Rezky Samudra Aprilyan, dikutip dari Antara, Sabtu (2/3/2024).
BACA JUGA: Percepat Hilirisasi Industri, Jokowi Resmikan Pabrik Amonium Nitrat di Bontang
Rezky menjelaskan, proyek terowongan pertama di Kota Samarinda ini menggunakan metode konstruksi New Austrian Tunneling Method yang umumnya diterapkan di Australia.
Metode ini melibatkan galian mekanis dengan alat-alat modern seperti jumbo drill dan rock drill, tanpa menggunakan mesin bor Tunnel Boring Machine (TBM).
Aspek keselamatan, kata Rezky, juga menjadi perhatian utama dalam pengerjaan proyek ini.
Menurutnya, DPUPR Kota Samarinda menerapkan standar keamanan tinggi dalam tahapan konstruksi terowongan Samarinda.
BACA JUGA: Dalam Hitungan Jam, Polsek Balikpapan Utara Berhasil Ciduk Pelaku Curanmor
"Kami menggunakan proteksi ganda, termasuk perlindungan dengan baja serta proses pengecoran yang teliti untuk memastikan kekuatan struktur terowongan," katanya.
Untuk memperkuat struktur terowongan, berbagai komponen telah dipasang, termasuk baja pelindung terowongan, wire mesh sokrit, rockboard, dan power polling atau fiveproof.
Selain itu, proyek ini juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan desain yang ramah lingkungan dan memperhatikan dampak lingkungan sekitarnya.
"Kami telah merancang terowongan ini dengan mempertimbangkan aspek lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan," kata Rezky.
BACA JUGA: IPM di Paser Masih Rendah, Rata-rata Pendidikan Hanya Sampai Kelas 2 SMP
Dia berharap bahwa proyek terowongan pertama di Samarinda ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur kota, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyediakan sarana transportasi yang aman, efisien, dan berkelanjutan bagi masyarakatnya.