Bankaltimtara

28 SPPG di Samarinda Telah Kantongi SLHS, 72 Unit Ditarget Beroperasi di 2026

28 SPPG di Samarinda Telah Kantongi SLHS, 72 Unit Ditarget Beroperasi di 2026

Salah satu Dapur MBG yang berada di Go Mall Samarinda.-(Disway Kaltim/ Rahmat)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda mencatat sebanyak 28 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) hingga akhir Desember 2025. 

Sertifikasi tersebut menjadi syarat utama operasional SPPG dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Samarinda, Ismed Kusasih mengatakan, saat ini terdapat 38 SPPG yang sudah beroperasi, sementara sebagian lainnya masih dalam proses pemenuhan persyaratan.

“SPPG yang sudah running ada 38. Dari jumlah itu, yang sudah kita lakukan pemeriksaan dan kita keluarkan sertifikatnya ada 28. Sisanya masih berproses,” ujar Ismed saat ditemui di Kantor BPK Kalimantan Timur, Senin (22/12/2025).

BACA JUGA: Dinkes Samarinda Percepat Penerbitan SLHS, 16 SPPG Penuhi Syarat

BACA JUGA: Dapur MBG di Kota Bontang Belum Kantongi Sertifikat Halal dan SLHS

Ia menjelaskan, penerbitan SLHS dilakukan setelah SPPG memenuhi tiga persyaratan utama, yakni pelatihan penjamah makanan, pemeriksaan kesehatan, serta inspeksi sarana dan prasarana.

“Kalau sudah memiliki SLSH, artinya mereka memenuhi persyaratan. Alhamdulillah, sampai akhir Desember ini sudah ada 28 yang memenuhi,” kata Ismed.

Menurut dia, proses yang relatif memakan waktu biasanya terkait pemeriksaan lingkungan, khususnya pada tahapan SLR 1, seperti uji kualitas lingkungan dan pemeriksaan biologis. 

Meski demikian, dari sisi persyaratan kesehatan, sebagian besar pengelola SPPG dinilai cukup proaktif.

BACA JUGA: Semua Dapur MBG Kini Wajib Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

BACA JUGA: Baru 3 Dapur MBG yang Beroperasi, Paser Butuh Bantuan Investor untuk Membangun

“Untuk persyaratan kesehatan rata-rata sudah terpenuhi. Yang agak lama biasanya pemeriksaan kualitas lingkungan, tapi semuanya tetap berproses,” ujarnya.

Dinkes Samarinda, lanjut Ismed, menurunkan tim dari puskesmas secara menyeluruh untuk mendukung percepatan sertifikasi, baik dalam bentuk verifikasi lapangan maupun pelatihan penjamah makanan. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: