Tren Kendaraan Listrik Meningkat, Pertamina Lubricants Opstimistis Permintaan Oli Tetap Tinggi
Manager Corporate Communications and Investor Relation PT Pertamina Lubricants, Intania Primasari Prionggo.-Chandra/ Nomorsatukaltim-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Pertumbuhan kendaraan listrik yang kian pesat di kota-kota besar Indonesia ternyata belum menggeser dominasi kendaraan berbahan bakar konvensional di pasar otomotif nasional.
Kondisi ini membuat industri pelumas tetap meraup permintaan tinggi dari konsumen.
Intania Primasari Prionggo, Manager Corporate Communications and Investor Relation PT Pertamina Lubricants (PTPL) mengungkapkan, bahwa produksi dan permintaan kendaraan bermesin internal combustion engine (ICE) masih mencatatkan angka yang sangat tinggi.
Baik segmen mobil maupun sepeda motor konvensional terus mendominasi jalanan Tanah Air.
BACA JUGA: Pertamina Aktifkan Jantung Kilang Balikpapan, Proyek Rp120 Triliun Dimulai
"Motor di Indonesia itu dipakai harian, stop and go terus. Jadi penggunaan olinya tinggi. Karena itu, tren kendaraan listrik belum menjadi ancaman buat kami," terang Intania di Balikpapan, belum lama ini.
Menurutnya, keberadaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) justru membuka peluang baru bagi anak perusahaan PT Pertamina Patra Niaga ini untuk mengembangkan inovasi dan memperluas diversifikasi bisnis di sektor energi serta otomotif.
Intania memaparkan, bahwa pelumas masih menjadi produk yang konsumen butuhkan secara rutin. Selama kendaraan konvensional masih memenuhi jalan-jalan Indonesia, permintaan oli akan terus bertahan.
Data yang ia sampaikan menunjukkan proyeksi yakni kebutuhan pelumas di Indonesia diprediksi masih tumbuh sekitar 2 persen hingga tahun 2035.
BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 15 November 2025 Anjlok, Turun Rp50 Ribu per Gram
Angka ini menurutnya membuktikan bahwa pasar pelumas domestik masih memiliki prospek cerah dalam jangka panjang.
"Memang enggak bisa dipungkiri kendaraan listrik itu terus tumbuh, terutama di kota-kota besar. Tapi itu tidak terlalu berpengaruh ke penjualan," jelasnya.
Faktor yang membuat bisnis pelumas tetap solid adalah karakteristik penggunaan kendaraan di Indonesia.
Pelumas termasuk kategori consumer goods atau barang yang konsumen akhir beli langsung dan gunakan secara berulang, disesuaikan dengan jarak tempuh serta intensitas pemakaian kendaraan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
